Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Indofood Riset Nugraha 2014 Gali Keunggulan Potensi Pangan Laut

Mencerdaskan Bangsa Melalui Penganekaragaman Pangan Berbasis Sumber Daya Laut dan Darat.

Penulis: Budi Prasetyo
zoom-in Indofood Riset  Nugraha 2014 Gali  Keunggulan Potensi Pangan Laut
Indofood logo 

TRIBUNNEWS.COM  JAKARTA- Mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan kompetitif adalah salah satu faktor penting bagi bangsa Indonesia guna menghadapi pasar bebas dunia. Kualitas SDM yang unggul erat kaitannya dengan asupan gizi.

Kekurangan unsur gizi dapat menurunkan tingkat kecerdasan seseorang. Faktanya, Indonesia yang kaya akan sumber pangan baik darat maupun laut, masih menghadapi permasalahan kekurangan gizi dan gizi buruk yang cukup tinggi yaitu 19,6 % terdiri dari 5,7% gizi buruk dan 13,9 persen gizi kurang (Riskesdas 2013).

Melihat kondisi tersebut, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (“Indofood”) mengajak mahasiswa strata 1 di Indonesia untuk memberikan kontribusinya bagi ketahanan pangan dan kecukupan gizi bangsa melalui Program Indofood Riset Nugraha (IRN) periode 2014-2015. Tema program IRN kali ini adalah “Mencerdaskan Bangsa Melalui Penganekaragaman Pangan Berbasis Sumber Daya Laut dan Darat.” Peluncuran program dilaksanakan di Jakarta dan dihadiri oleh Jajaran Direksi Indofood, Tim Pakar IRN dan perwakilan mahasiswa.

Prof FG Winarno, Ketua Tim Pakar IRN, menjelaskan bahwa tema mengenai potensi pangan berbasis sumber daya laut secara khusus diangkat mengingat luasnya lautan di Indonesia mencapai sekitar 70%  dan merupakan wilayah Mega-Biodiversity terbesar di dunia yang memiliki 8.500 species ikan, 550 species rumput laut dan 950 species biota terumbu karang (sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan RI). “Sumber pangan ini memiliki kandungan gizi lengkap seperti protein, asam amino, lemak, vitamin dan mineral yang berguna bagi tubuh dan mudah diserap oleh tubuh manusia. Di sisi lain, secara ekonomis memiliki nilai yang sangat tinggi,” ujarnya.

Peluang pengembangan dan pengolahan pangan yang bersumber dari laut masih terbuka lebar. Misalnya ikan, masih menjadi sumber protein hewani utama masyarakat Indonesia yakni 57,2% total konsumsi protein nasional (sumber : Survey Sosial Ekonomi Nasional–BPS 2010). Protein memiliki peran penting bagi tubuh yakni sebagai pembentuk jaringan sel tubuh termasuk perannya dalam pertumbuhan sel otak manusia.

Namun demikian, sumber pangan yang berasal dari darat pun memiliki keunggulan-keunggulan tersendiri sebagai pangan alternanif non beras yang juga bergizi. “Selain ikan, komoditas pangan yang menjadi fokus penelitian dalam program IRN adalah gandum, jagung, pisang, kelapa dan kelapa sawit, kedelai, aneka umbi, daging dan susu beserta turunannya,” jelasnya.

Program IRN yang merupakan program Corporate Social Responsibility Indofood pilar Building Human Capital, terbuka bagi mahasiswa dari berbagai jurusan. Cakupan penelitian meliputi teknologi pangan dan gizi masyarakat, sosial, ekonomi, budaya, budidaya pertanian dan peternakan. “Pada dasarnya, diperlukan sinergi semua bidang untuk dapat mengoptimalkan upaya mewujudkan ketahanan pangan dan kecukupan gizi berbasis kearifan lokal,” ungkap Direktur Indofood, Franciscus Welirang.

Berita Rekomendasi

Dia menambahkan, “Tahun ini, Indofood ingin mengembangkan potensi pangan yang berasal dari laut. Untuk itu kami menyertakan Prof. Dr. Ir. Ambariyanto, MSc. dari Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Diponegoro sebagai salah satu Tim Pakar IRN.”

Bagi mahasiswa S-1 yang berminat menjadi peserta IRN, syaratnya sangat mudah. Mereka hanya diminta mengirimkan proposal penelitiannya dan menyerahkan ke panitia paling lambat 16 April 2014. Persyaratan lain adalah proposal penelitian harus dalam rangka menyelesaikan tugas akhir/skripsi, melampirkan transkrip nilai terakhir, jangka waktu penelitian paling lama 1(satu) tahun, menyertakan riwayat hidup lengkap mahasiswa dan dosen pembimbing serta penelitian dilakukan di Indonesia. Seluruh proposal tersebut akan menjalani proses seleksi mulai dari seleksi administratif hingga materi penelitian oleh Tim Pakar IRN.

“Kami berharap melalui Program IRN ini akan tercipta ide-ide kreatif dan inovatif dari mahasiswa dengan penelitian-penelitian unggul yang mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dapat menjadi sumbangsih bersama bagi bangsa,” ujar Franky.

Program Indofood Riset Nugraha (IRN)

IRN adalah program penghargaan bagi peneliti unggul di bidang penganekaragaman pangan berbasis komoditas lokal dalam rangka peningkatan ketahanan pangan nasional. Program tersebut merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan dalam pilar Building Human Capital. Program IRN telah diakui dan mendapatkan penghargaan Asia Responsible Enterpreneurship Awards 2010 untuk kategori Investment in People Award dari Enterprise Asia serta Penghargaan Peduli Pendidikan 2011 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Program IRN dimulai sejak 2006 sebagai lanjutan dari  Bogasari Nugraha, yang telah dirintis tahun 1998 oleh Bogasari Flour Mills, salah satu kelompok usaha strategis PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang memiliki kegiatan usaha utama memproduksi tepung terigu dan pasta.

Proposal yang masuk akan melewati proses penilaian yang sangat ketat. Sejak program ini diluncurkan, telah tercatat lebih dari 4.138 proposal penelitian diajukan mahasiswa, dosen, dan peneliti dari berbagai lembaga penelitian. Dari jumlah tersebut, sebanyak 461 proposal dinyatakan layak untuk didanai oleh program IRN.

Tim Pakar terdiri dari 9 orang pakar dari berbagai bidang seperti Bidang Teknologi Pangan, Bidang Sosial Ekonomi Pertanian, Bidang Budidaya Pertanian, Bidang Peternakan, Bidang Gizi dan Kesehatan, Bidang Perikanan dan Kelautan, Bidang Genetika dan Bioteknologi Molekur serta dari Indofood – mewakili sektor Industri.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas