AISKI Apresiasi Bank Mandiri Bangun Hutan Kota Dengan Sabut Kelapa
Serbuk sabut kelapa (coco peat) sebagai media tanam pada kegiatan pembangunan hutan kota di kawasan Rumah Susun Sewa (Rusunawa)
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia (AISKI) menyampaikan apresiasinya kepada PT. Bank Mandiri Tbk dan PT Jamsostek (Persero) atas kepercayaannya menggunakan serbuk sabut kelapa (coco peat) sebagai media tanam pada kegiatan pembangunan hutan kota di kawasan Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Jamsostek Batam, Kepulauan Riau.
Hal itu diungkapkan Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) AISKI, Ady Indra Pawennari dalam keterangan persnya yang diterima Tribunnews.com, usai melakukan kunjungan ke lokasi proyek pembangunan hutan kota di kawasan Rusunawa Jamsostek Batam yang dibiayai melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR) PT Bank Mandiri Tbk belum lama ini.
Hadir pada acara kunjungan ke lokasi pembangunan hutan kota Rusunawa Jamsostek Batam itu, antara lain perwakilan direksi PT. Bank Mandiri Tbk, Lysa Hasnawaty, Senior Vice President PT Jamsostek (Persero), Dedy Pramiyadi, pimpinan PT. Bank Mandiri Batam, Sipurwono dan Kepala Cabang PT. Wahana Optima Permai, Meddi sebagai kontraktor pelaksana.
“Ini pilihan tepat yang patut kita apresiasi. Di saat wilayah Kepulauan Riau, khususnya Kota Batam dilanda musim kemarau berkepanjangan, PT. Bank Mandiri tetap melaksanakan kegiatan penanaman pohon dengan mengandalkan coco peat sebagai media tanam untuk melindungi tanaman dari ancaman kematian karena kekurangan air,” ungkapnya.
Menurut Ady, lokasi proyek pembangunan hutan kota yang dibiayai dengan menggunakan dana CSR PT. Bank Mandiri bekerjasama PT. Jamsostek di kawasan Rusunawa Jamsostek Kota Batam itu tergolong lahan kritis. Namun, dengan menggunakan media tanam hasil rekayasa coco peat dan bahan organik lainnya, kinerja pertumbuhan tanaman menjadi bagus.
“Alhamdulillah, lahan yang sangat gersang, bisa hijau kembali dalam waktu singkat. Bibit kayu Sengon (Albizia) yang ditanam di lahan kritis dengan media tanam coco peat memiliki pertumbuhan yang sangat cepat, yakni mencapai tinggi 1,65 meter pada usia usia 6 bulan. Pertumbuhan yang sama juga terjadi pada jenis tanaman lainnya, seperti Trembesi, Angsana, Mahoni, Rainbow dan Petai China,” jelas Ady.
Ady mengakui penggunaan rekayasa coco peat sebagai media tanam pada kegiatan pembangunan hutan kota Rusunawa Jamsostek Batam bukan hal yang baru. Karena sebelumnya, penggunaan rekayasa coco peat pada kegiatan revegetasi lahan kritis dan pasca tambang sudah dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) beberapa tahun lalu di Kalimantan Timur dan Sulawesi Tenggara.
“Khusus untuk wilayah Kepulauan Riau, penggunaan coco peat sebagai media tanam pada kegiatan penanaman pohon, baru pertama kali dilakukan di Kota Batam. Sifat coco peat yang mudah menyerap dan menyimpan air sangat membantu kinerja pertumbuhan tanaman di lahan kritis dan pasca tambang,” katanya.