PTPP akan Terbitkan Obligasi Rp 300 Miliar
PTPP berencana untuk menerbitkan emisi obligasi berkelanjutan senilai Rp 300 miliar pada kuartal kedua
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) berencana untuk menerbitkan emisi obligasi berkelanjutan senilai Rp 300 miliar pada kuartal kedua tahun 2014 ini.
Obligasi ini merupakan kelanjutan emisi dari penerbitan obligasi PTPP dengan plafon Rp 1 triliun yang diterbitkan pada Maret lalu.
Direktur Keuangan PTPP Tumiyana mengatakan, perseroan memiliki beberapa opsi untuk melakukan beberapa skema pinjaman di kuartal kedua nanti. Hal ini akan tergantung pada besarnya subyek bunga yang akan dikenakan pada masing-masing skema pinjaman.
"Kami masih memiliki beberapa opsi, ada sisa PUB lanjutan Rp 300 miliar, pinjaman bank, maupun surat hutang atau medium term notes," ujarnya.
Rencananya, aksi korporasi itu akan dilakukan pada April atau Mei mendatang, seiring dengan kebutuhan dana proyek yang akan semakin besar.
Jika terealisasi, maka Pefindo, Bahana Securities, Mandiri Sekuritas, dan CIMB Securities Indonesia bertindak sebagai penjamin emisi atas obligasi ini.
Adapun, kebutuhan dana ini akan digunakan untuk mendukung belanja modal perseroan tahun ini. Tumiyana bilang, PTPP akan menganggarkan belanja modal sebesar Rp 460 miliar.
"Perusahaan masih memiliki sisa dana IPO tahun lalu sekitar Rp 200 miliar. Selain itu, masih ada beberapa opsi skema keuangan lain, tergantung yang paling efisien," tambahnya.
Sekadar info, pertengahan Maret lalu, perusahaan menerbitkan medium term notes (MTN) Rp 75 miliar dengan bunga bank sebesar 9,3%, bertenor 370 hari.
Perusahaan akan menggunakan belanja modal tersebut untuk membangun sejumlah proyek yang trlah direncanakan. Di antaranya adalah proyek EPC, yakni pembangkit listrik sebesar 150 MegaWatt (MW) di Jawa Barat dan Sumatera Selatan.
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dengan kapasitas 10 MW, yang mulai dikerjakan pada April. Proyek pelabuhan yang bekerja sama denga Pelindo I di Kuala Tanjung senilai Rp 600 miliar.