Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Menutup Bank Century, Biayanya Belum Tentu Lebih Murah

Lebih lanjut, Sigit mengatakan saat krisis 2008 pemerintah hanya memutuskan menaikkan jaminan simpanan.

Penulis: Danang Setiaji Prabowo
Editor: Rendy Sadikin
zoom-in Menutup Bank Century, Biayanya Belum Tentu Lebih Murah
Warta Kota/henry lopulalan/henry lopulalan
SIDANG BUDI MULYA - Presenter Nadia Mulya (kiri) mendampingi ayahnya setelah menjalani sidang kasus korupsi pemberian fasilitas pendanaan jangka pendek (FPJP) pada Bank Century dan penetapan Century sebagai bank gagal berdampak sistemik, Budi Mulya menjalani sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (20/3). JPU meminta hakim menolak eksepsi terdakwa Budi Mulia dan kuasa hukum karena isi nota keberatan atau ekksepsi sudah masuk materi perkara yang harus dibuktikan dalam proses persidangan. (Warta Kota/henry lopulalan) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Perhimpunan Bank-bank Nasional (Perbanas), Sigit Pramono, menyatakan menutup Bank Century belum tentu biayanya lebih murah daripada menyelamatkannya.

"Kita harus hitung dana pihak ketiga itu ada berapa. Kalau Bank Century ditutup, maka uang yang harus diganti kepada masyarakat bisa lebih tinggi lagi. Saya tidak tahu persis, tapi yang jelas akan lebih dari Rp6,7 triliun," kata Sigit dalam keterangannya, Rabu (16/4/2014).

Ia menambahkan, yang sering dilupakan adalah ketika judulnya 'menyelamatkan bank', BI dan KSSK bukan hanya sekedar menyelamatkan bank tapi menyelamatkan pemilik dana.

"Pemilik dana ini bisa besar, bisa kecil, bisa lembaga, bisa perorangan. Tapi mereka ini orang-orang yang menempatkan dana di bank. Jadi kalau bank ini tutup, mereka harus dilindungi," ujar Sigit.

"Ketika krisis 1998, bank yang harus diselamatkan dengan dana sebesar Rp600 triliun ialah uang negara dari APBN. Sedangkan 2008, ketika menyelamatkan Bank Century Rp6,7 triliun itu ialah uang LPS. Artinya bangsa ini telah belajar dari pengalaman," tuturnya.

Lebih lanjut, Sigit mengatakan saat krisis 2008 pemerintah hanya memutuskan menaikkan jaminan simpanan. Padahal, negara tetangga seperti Australia, Korea Selatan, Hongkong, Malaysia, Singapura, sudah memberikan jaminan seratus persen. Jaminan ini yang dinamakan blanket guarantee.

"Ketika krisis 2008 pemerintah seharusnya menerapkan blanket guarantee yang sebenarnya bertujuan untuk menenangkan masyarakat. Karena ketika ada bank kecil yang ditengarai berdampak sistemik, itu bahaya sekali. Kita tidak bisa mengambil resiko yang lebih besar," tandasnya.

BERITA TERKAIT
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas