Dana Pihak Ketiga Menopang Penyaluran Kredit BTN
Pada kuartal pertama 2014, BTN berhasil mencatat peningkatan dana pihak ketiga dalam bentuk deposito, giro maupun tabungan
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pada kuartal pertama 2014, PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk berhasil mencatat peningkatan dana pihak ketiga dalam bentuk deposito, giro maupun tabungan sebesar Rp 102,28 triliun, atau tumbuh 17,44 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan DPK tersebut membuktikan bahwa di tengah kondisi likuiditas dana yang ketat, Bank BTN masih dapat meningkatkan dana pihak ketiganya lebih tinggi dari pertumbuhan industri yang berkisar 12,36 persen (data Februari 2014).
Pertumbuhan dana pihak ketiga ini juga mengakibatkan penurunan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank BTN dibandingkan posisi 31 Desember 2013.
“Kami akan meningkatkan dana pihak ketiga dengan menyediakan berbagai varian jasa dan produk simpanan, memperluas fasilitas kartu debit, serta layanan wealth management kepada nasabah," ujar Direktur Utama BTN Maryono, Rabu (30/4/2014).
Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank BTN pada triwulan I tahun 2014 mencapai 100,53 persen. Namun demikian, kondisi likuiditas Bank BTN tetap terjaga dengan baik. Perhitungan LDR tersebut belum memperhitungkan sumber pendanaan lainnya yang dimiliki perseroan, seperti obligasi, penempatan dari bank lain, surat berharga, Repo, dan pinjaman.
Bila sumber pendanaan tersebut diperhitungkan, maka Loan to Funding ratio (LFR) Bank BTN pada triwulan I 2014 adalah sebesar 85,23 persen.
"Berbagai opsi sumber pendanaan lainnya akan kami laksanakan dengan berbagai pertimbangan bisnis yang matang,” ucap Maryono.
Sampai dengan saat ini, Perseroan memiliki outstanding obligasi sebesar Rp8,85 triliun dan outstanding sekuritisasi aset sebesar Rp3,95 triliun.
Saat ini, Bank BTN tengah mempersiapkan penerbitan Obligasi yang ke-18 dengan nama Obligasi Berkelanjutan II tahun 2014 sebesar Rp2 triliun, dengan peringkat AAid. Bank BTN juga akan melakukan program sekurititasi asset sebesar Rp2 triliun melalui skema KIK-EBA yang direncanakan pada triwulan III tahun 2014.
Dengan transaksi ini, Bank BTN akan memperoleh dana segar dari pasar modal dan sekaligus meningkatkan kapasitas untuk pembiayaan perumahan tanpa terkendala CAR.
Sampai dengan posisi 31 Maret 2014, likuiditas Bank BTN dikelola secara baik dan kuat yang tercermin dari posisi secondary reserve dalam bentuk penempatan pada Bank Indonesia sebesar Rp 12 triliun, serta posisi Surat Berharga Pemerintah sebesar Rp8 triliun.
Melihat kondisi tersebut, likuiditas Bank BTN untuk menyalurkan kredit dalam posisi yang sangat sehat dan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.