Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

BTN Siapkan Penerbitan Surat Utang Sebesar Rp 2 Triliun

Obligasi itu nantinya bernama Obligasi Berkelanjutan II tahun 2014 sebesar Rp 2 triliun

zoom-in BTN Siapkan Penerbitan Surat Utang Sebesar Rp 2 Triliun
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Suasana di banking hall salah satu kantor cabang Bank Tabungan Negara (BTN) di Jakarta Pusat, Senin (13/5/2013). PT Bank Tabungan Negara Tbk (Persero) mencatat laba bersih perusahaan sepanjang tiga bulan pertama 2013 mencapai Rp 334 miliar atau naik tipis 6,7 persen dibandingkan periode yang sama 2012 sebesar Rp 313 miliar. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk saat ini tengah mempersiapkan penerbitan surat utang atau obligasi ke-18. Obligasi itu nantinya bernama Obligasi Berkelanjutan II tahun 2014 sebesar Rp 2 triliun, dengan peringkat AAid.

Menurut Direktur Utama BTN, Maryono penerbitan itu dilakukan dalam rangka memperkuat struktur pendanaan. Selain itu, bank dengan kode emiten BBTN juga akan melakukan program sekurititasi asset sebesar Rp 2 triliun melalui skema KIK-EBA yang direncanakan pada triwulan III-2014.

"Penerbitan obligasi dan program sekuritisasi aset dilakukan dengan tetap mempertimbangkan kondisi pasar serta situasi makro ekonomi. Penerbitan obligasi dan sekuritisasi aset ini juga merupakan salah satu inisiatif Bank BTN untuk memperbaiki profil maturity antara kredit dan dana," ujar Maryono melalui keterangan tertulis Rabu (30/4/2014).

Menurut Maryono, dengan transaksi ini, Bank BTN akan memperoleh dana segar dari pasar modal dan sekaligus meningkatkan kapasitas untuk pembiayaan perumahan tanpa terkendala capital adequacy ratio (CAR).

Sampai saat ini, perseroan memiliki outstanding obligasi sebesar Rp 8,85 triliun dan outstanding sekuritisasi aset sebesar Rp 3,95 triliun. Maryono menjelaskan, sampai dengan posisi 31 Maret 2014, likuiditas Bank BTN dapat dilihat dari posisi secondary reserve dalam bentuk penempatan pada Bank Indonesia sebesar Rp 12 triliun, serta posisi Surat Berharga Pemerintah sebesar Rp 8 triliun.

"Melihat kondisi tersebut, likuiditas Bank BTN untuk menyalurkan kredit dalam posisi yang sangat sehat dan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia," jelas Maryono.

Lebih lanjut Maryono menjelaskan bahwa pihaknya akan meningkatkan dana pihak ketiga dengan menyediakan berbagai varian jasa dan produk simpanan, memperluas fasilitas kartu debit, serta layanan wealth management kepada nasabah.

Berita Rekomendasi

"Berbagai opsi sumber pendanaan lainnya akan kami laksanakan dengan berbagai pertimbangan bisnis yang matang," ucapnya. (Dea Chadiza Syafina)

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas