Saham Disuspensi, Ini Penjelasan Fortune Indonesia
Direktur PT Fortune Indonesia, Mulyadi Sulaeman, mengaku tidak tahu mengenai faktor pemicu pergerakan saham yang terus melonjak naik.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur PT Fortune Indonesia Tbk, Mulyadi Sulaeman, mengaku tidak tahu mengenai faktor pemicu pergerakan saham yang terus melonjak naik. Namun ia menilai ini sebagai hal yang wajar.
"Ini perilaku wajar investor di pasar berdasarkan data dan ketertarikan dengan informasi prospek pertumbuhan FORU pada 2014 ini seperti terlihat Laporan Keuangan Triwulan I tahun 2014 yang sudah di sampaikan," katanya, Senin (12/5/2014).
Apalagi, prediksi pengamat, tahun ini saham berkode FORU memiliki potensi peningkatan pendapatan. "Ini dipicu tingginya tingginya permintaan komunikasi pemasaran terpadu pada saat perhelatan Pemilu dan juga Piala Dunia 2014," katanya.
Diberitakan, BEI melakukan penghentian sementara perdagangan (suspensi) saham FORU berdasarkan pengumuman nomor Peng-SPT-007/BEI.WAS/05-2014 tertanggal 7 Mei 2014.
Ini dipicu peningkatan harga saham yang signifikan, yakni menjadi Rp 461 atau 154,18 persen dari harga penutupan Rp 299 pada 10 April 2014 menjadi Rp 760 pada 6 Mei 2014. Hingga saat ini saham FORU masih dikenakan suspensi oleh BEI.
Sebelumnya pada tanggal 28 April 2014, BEI dengan surat Pengumuman nomor Peng-SPT-006/BEI.WAS/04-2014 telah pula mensuspensi perdagangan saham FORU dikarenakan hal yang sama yaitu peningkatan aktivitas transaksi dan harga kumulatif sebesar Rp 321 atau 107,36 persen dari harga penutupan Rp299 pada 10 April menjadi Rp 620 pada 25 April 2014.
Suspensi ini telah dicabut BEI dengan surat Pengumuman nomor Peng-UPT-006/BEI.WAS-2014 tanggal 29 April 2014.
FORU mencatat pendapatan sebesar Rp 108,506 miliar pada kuartal I 2014, tumbuh sebesar 171 persen dibandinglan periode yang sama pada 2013 sebesar Rp 63,499 miliar.
Laba komprehensif pada kuartal I 2014 tercatat di angka Rp 3,16 miliar. Sedangkan pada kuartal I 2013 perseroan menderita rugi sebesar Rp 1,35 miliar.