Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Sepanjang 2013, Pembangunan Pertanian Tumbuh Menggembirakan

Sebagian besar kebutuhan pangan pokok dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri, bahkan surplus.

Editor: Rendy Sadikin
zoom-in Sepanjang 2013, Pembangunan Pertanian Tumbuh Menggembirakan
TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Menteri Pertanian RI, Suswono (tengah), memeriksa buah markisa siap ekspor ke Singapura di jalan Penghibur, Makassar, Sulsel, Minggu (1/6). Pemerintah Sulsel menargetkan produksi buah markisa tahun 2014 sekitar 13.411 ton untuk diekspor keluar negeri, sedangkan sepanjang tahun 2013 lalu produksi markisa Sulsel mencapai 12.772 ton. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kinerja pembangunan pertanian secara makro pada 2013 menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan.

Produk Domestik Bruto (PDB) pertanian tumbuh sebesar 3,45 persen, Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) berada pada level 104,92, neraca perdagangan pertanian surplus AS$ 17,92 miliar, dan penyerapan tenaga kerja pertanian sebanyak 38,07 juta orang.

“Surplus neraca perdagangan masih banyak di dominasi oleh ekspor komoditas perkebunan, khususnya kelapa sawit, karet, kopi, kakao, dan kelapa,” kata Menteri Pertanian RI Suswono ketika membuka pameran dan seminar Indolivestock 2014 di Jakarta, Rabu (18/6).

Dari segi pemenuhan kebutuhan pangan pokok, lanjut Mentan, sebagian besar kebutuhan pangan pokok dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri, bahkan surplus.

Di antara produk pangan yang dapat dipenuhi dari dalam negeri adalah beras, jagung, gula pasir untuk konsumsi rumah tangga, minyak goreng, bawang merah, cabai besar serta daging dan telur unggas.

Sementara beberapa komoditas yang mengalami defisit, di antaranya adalah kedelai.

Dalam kesempatan tersebut Mentan juga menjelaskan, tahun 2015 merupakan tahun peralihan (transisi) dari RPJMN 2009-2014 ke RPJMN 2015-2019.

BERITA TERKAIT

Selain sebagai tahun peralihan, mulai tahun 2015 pembangunan pertanian juga akan diarahkan menjadi tahap awal perencanaan pembangunan pertanian nasional jangka panjang atau lebih dikenal dengan Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2015-2045.

Adapun visi pembangunan pertanian sesuai SIPP tersebut adalah Terwujudnya sistem pertanian-bioindustri berkelanjutan yang menghasilkan beragam pangan sehat dan produk bernilai tambah tinggi dari sumber daya hayati pertanian dan kelautan tropika.

Menurut Mentan, SIPP tersebut dibagi ke dalam beberapa tahapan, tahapan 2015-2019 yang akan dicapai adalah surplus neraca perdagangan masih banyak di dominasi oleh ekspor komoditas perkebunan, khususnya kelapa sawit, karet, kopi, kakao, dan kelapa.

Kemudian meningkatnya ketahanan pangan dengan penyediaan bahan pokok (padi, jagung, kedelai, gula, daging, dan lainnya), meningkatnya ekspor dan subtitusi impor produk pertanian, meningkatnya ketersediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi, dan meningkatnya kesejahteraan petani.

“Diharapkan dengan tipe pertanian bio-industri berkelanjutan tersebut, pendapatan petani mencapai 7.500 dolar AS per kapita per tahun,” lanjut Mentan.

Pertanian bio-industri juga diharapkan dapat mewujudkan kemandirian pangan nasional paling lambat pada tahun 2020, kedaulatan pangan nasional paling lambat tahun 2025, dan kedaulatan pangan komoditas nasional paling lambat pada tahun 2045.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas