Kebutuhan Uang Masyarakat Selama Ramadan-Lebaran Rp 118,5 Triliun
Perlambatan ekonomi tidak menyurutkan hasrat belanja masyarakat. Terlebih saat puasa dan menyambut Hari Raya Lebaran
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Perlambatan ekonomi tidak menyurutkan hasrat belanja masyarakat. Terlebih saat puasa dan menyambut Hari Raya Lebaran. Seperti tahun-tahun sebelumnya, euforia Lebaran turut meningkatkan perputaran duit di masyarakat.
Prediksi Bank Indonesia (BI), kebutuhan uang tunai pada Ramadan dan Lebaran tahun ini bakal naik 14,9% menjadi Rp 118,5 triliun. Pada momentum sama tahun lalu, kebutuhan uang tunai mencapai Rp 103,2 triliun.
Per April 2014 lalu, jumlah uang yang beredar di masyarakat tercatat Rp 886,6 triliun rupiah. Dus, perputaran uang selama Lebaran, kira-kira sebanyak 13,4% dari jumlah uang beredar.
Lambok Antonius Siahaan, Direktur Eksekutif Kepala Departemen Departemen Pengelolaan Uang BI mengatakan, sejumlah faktor mendongkrak kebutuhan duit tahun ini. Misal, jumlah libur Lebaran tahun ini enam hari, lebih lama dibandingkan tahun lalu sebanyak lima hari.
Faktor lain yakni berdekatan dengan libur anak sekolah dan pembayaran gaji ke-13 bagi PNS/TNI/Polri yang cair pada Juli 2014. Sebagai antisipasi, "BI menyiapkan uang tunai sebesar Rp 157 triliun untuk tahun ini," kata Lambok, Kamis (26/6).
Nah, dari proyeksi kebutuhan uang tunai Rp 118,5 triliun itu, didominasi uang pecahan nominal di atas Rp 20.000, yakni sebanyak Rp 108,8 triliun. Disusul uang pecahan kecil di bawah Rp 10.000, sebesar Rp 9,6 triliun.
Distribusi uang tunai BI mengalir paling deras ke wilayah Jabodetabek atau 30,6% dari total suplai uang tunai BI. Sisanya ke daerah.
Agar kebutuhan tercukupi, BI bekerjasama dengan bank dan pegadaian untuk penukaran uang. BI juga menggandeng operator jalan tol,
PT Kereta Api, dan Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia (Apindo) untuk menghimpun informasi kebutuhan uang di musim Lebaran.
Para bankir pun juga sudah bersiap menyuplai uang tunai. Bank Mandiri menyiapkan uang tunai Rp 33,97 triliun, naik 22,2% dari Lebaran sebelumnya. "Sebesar 60% dana dialokasikan untuk kebutuhan ATM dan 40% untuk cabang," ujar Nixon LP Napitupulu, Sekretaris Perusahaan Mandiri.
Sedangkan, Bank Rakyat Indonesia (BRI), menurut Budi Satria, Sekretaris Perusahaan BRI, pasokan uang tunai BRI untuk Lebaran tahun ini naik 8,69% menjadi Rp 25,5 triliun. Adapun, BNI memasok Rp 36,44 triliun, lebih tinggi 22% dari tahun lalu.
Bank Central Asia (BCA) memasok uang tunai hingga Rp 50 triliun demi memenuhi kebutuhan nasabah menyambut Lebaran. David Sumual, Ekonom BCA menilai, perputaran uang Lebaran tidak memberi pengaruh besar ke ekonomi Indonesia. "Hanya ada efek distribusi, uang dari kota ke daerah. ," ujar dia.