Gubernur BI Khawatir Bulan Puasa Bisa Tingkatkan Inflasi
"Lebaran kita yakini dua area volatile food prices dan ada resiko di tarif angkutan udara," ungkap Agus.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menilai bulan puasa bisa menyumbang inflasi lebih besar lagi. Karena itu Agus ingin Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) bisa menjaga angka inflasi.
"Saya mengharapkan bahwa upaya pengendalian inflasi diseluruh Indonesia betul dilaksanakan khusus kita masuk ke Ramadhan ini," ujar Agus di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Rabu (2/7/2014).
Agus menilai bahwa menjelang lebaran, inflasi disebabkan dua faktor, dari pangan dan transportasi. Pasalnya masyarakat akan mengeluarkan konsumsi paling banyak di dua sektor tersebut.
"Lebaran kita yakini dua area volatile food prices dan ada resiko di tarif angkutan udara," ungkap Agus.
Agus berharap dengan adanya kenaikan inflasi, pemerintah bisa mengendalikan pengeluaran anggaran. Dalam hal ini anggaran subsidi untuk sektor pangan dan sektor BBM bisa dikendalikan saat menjelang lebaran.
"Ada potensi dan juga pemotongan anggaran mempengaruhi pso (subsidi) atau tidak," papar Agus.
Sebelumnya diketahui, inflasi pada Mei menjelang Juni mencapai 0,43 persen dengan harga konsumen sebesar 112,01. Sedangkan inflasi komponen inti tahun ke tahun sebesar 4,81 persen.