TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) Jambi terus bergerak naik dalam beberapa pekan terakhir.

Dalam rapat penetapan harga oleh Gapki Jambi bersama Dinas Perkebunan dan Apkasindo, harga ekspor CPO pekan ini menyentuh angka Rp 8.503 per kilogram (kg). Ini meningkat sekitar Rp 500 per kg dibanding dua pekan lalu harga CPO Rp 7.981 per kg.

"Harga CPO Rp 8.505 dan TBS Rp 1.941 per kilogram mengalami kenaikan," kata Kabid Pengolahan dan Pemasaran Disbun Jambi, Putri Rainun, Kemarin (3/7).

Sebelumnya Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Jambi, A Karimudin dalam pesan tertulis menyampaikan kenaikan CPO dipengaruhi permintaan sejumlah negara importir. Sejalan dengan harga di pasaran internasional yang menunjukkan perbaikan.

Sementara itu menurut data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi menunjukkan ekspor industri minyak nabati meningkat 30,43 persen pada Mei 2014.

Tingginya ekspor dipengaruhi oleh naiknya permintaan dari negara importir seperti Malaysia, Tiongkok dan India dengan komulatif 10.237 ribu ton.

"Terutama dari Pelabuhan Talang Duku Jambi, yang secara total ekspor naik 16,36 persen," kata Kepala BPS Jambi, Yos Rusdiansyah.

Mengutip perekonomian di sektor perkebunan yang disampaikan Bank Indonesia pada triwulan I-2014 harga sejalan rata-rata CPO di tingkat internasional yakni sebesar USD 801,25/metric ton atau meningkat 2,43% dibandingkan triwulan sebelumnya.

"Jika dibandingkan dengan tahun 2013, harga TBS Jambi saat ini meningkat signifikan 49,48%, sejalan dengan harga CPO dunia yang juga meningkat sebesar 6,07%," jelas Ihsan Prabawa, Kepala Komunikasi dan Koordinasi Kebijakan BI Jambi.

Dalam rilis yang baru disampaikan BI dijelaskan meningkatnya harga kelapa sawit di Jambi disebabkan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sehingga harga di dalam negeri menjadi meningkat.(hdp)