Bisnis Pangkas Rambut yang Masih Menjanjikan
Tampil rapi dan menarik tidak lagi hanya kebutuhan wanita. Kini, para pria juga ingin selalu tampil menawan dalam setiap kesempatan
Editor: Hendra Gunawan
Meski harga layanan bagi konsumen telah dinaikkan, namun untuk paket investasi masih tetap sama dari tahun lalu yaitu sebesar Rp 50 juta.
Dengan modal tersebut mitra akan mendapatkan fasilitas yaitu tiga orang karyawan, branding, desain interior dan perlengkapan. Namun, investasi sebesar itu tidak termasuk peralatan salon. Sehingga, mitra harus mengeluarkan modal lagi sekitar Rp 20 juta untuk membeli perlengkapan yang dibutuhkan untuk menjalankan sebuah barbershop.
Arief bilang, salon khusus laki-laki ini menyasar kalangan kelas menengah. Dalam sebulan omzet yang bisa didapatkan mitra bisa mencapai Rp 50 juta. Setelah dikurangi beban operasional seperti pembelian bahan baku dan gaji pegawai, mitra masih mendapatkan keuntungan bersih sekitar 40% dari omzet tiap bulan. "Dari situ, mitra bisa balik modal sekitar 14 bulan," kata Arief.
Malvin Barbershop
Usaha ini berdiri sejak tahun 2010 di Denpasar, Bali. Sejak Mei 2012 Malvin Barbershop mulai menawarkan kemitraan. Ketika KONTAN mengulas tawaran kemitraan nya pada Juli 2012 lalu, Malvin Barbershop masih memiliki 4 gerai. Saat itu, pemilik Malvin Barbershop, Roi Achmadi bilang, ia berani membuka penawaran kemitraan sebab sudah memiliki manajemen yang kuat. Dan kini, dia sudah mempunyai 12 mitra yang semuanya berlokasi di Bali. Rinciannya delapan diantaranya milik mitra dan empat gerai lainnya milik dia pribadi.
Roi mengatakan, tahun ini ada beberapa calon-calon mitra yang juga berniat untuk membuka usaha salon dengan serius. Namun, Roi bilang saat ini dia hanya bisa menerima calon mitra yang membuka usaha di Bali saja. Ini untuk memudahkan pengawasan baik dari segi SDM maupun menjaga prosedur operasi standar (SOP).
Tahun ini dia mengubah paket investasi. Awal membuka penawaran kemitraan, dia mematok nilai investasi sebesar Rp 55 juta. Dari situ mitra sudah mendapat semua peralatan yang dibutuhkan untuk keperluan perawatan barbershop. Namun saat ini mitra harus merogoh kocek lebih dalam, yaitu sebesar Rp 70 juta. Semua yang didapat mitra sama, seperti fasilitas mencukur, potong rambut, AC, neon box. Penambahan biaya terletak pada penambahan fasilitas jumlah kursi sebab standar ruangan salon diperbesar sehingga kapasitas pelanggan bisa menjadi lebih banyak. Selain itu, mitra juga sudah mendapatkan penata rambut. Roi juga menyediakan pelatihan tenaga penata rambut jika mitra membutuhkan.
Selain biaya investasi yang meningkat, harga jasa bagi konsumen pun naik. Seperti harga jasa potong rambut yang tadinya Rp 15.000 menjadi Rp 35.000. Sementara jasa pengecatan rambut saat ini seharga Rp 95.000.
Agar bisa bertahan di tengah ketatnya persaingan, Roi menambah jasa perawatan di salonnya seperti seperti facial dan cukur rambut dengan ukiran pola-pola di rambut. Bukan hanya pria dewasa yang bisa menikmati jasa-jasa di salonnya, anak laki-laki pun bisa datang untuk memangkas rambut dengan model terkini.
Roi mengaku belum merasakan kendala berarti dalam menjalankan bisnisnya. Hanya saja banyak calon mitra yang dari luar Bali juga ingin begabung namun belum bisa ia tindaklanjuti . Sebab dia masih merasa kesulitan mencari tenaga kerja yang bisa bertahan lama. Para penata rambut di tempat pelatihannya rata-rata sudah dialokasikan untuk penempatan gerai di Bali.
BOX:
Bisnis barbershop masih cukup menjajikan. Pasalnya, bagi sebagian besar kaum pria, menjaga penampilan kini menjadi sebuah kebutuhan. Hanya, selama ini, gerai-gerai barbershop lebih banyak di mal, sehingga terkesan salon pria ini ditujukan untuk kalangan menengah ke atas dan terlihat seperti layanan yang sangat mahal.
Oleh karena itu, kata Erwin Halim, pengamat waralaba, para pelaku usaha barbershop harus mulai berani menyasar tempat-tempat lain. Apalagi, pangsa pasar barbershop segmen menengah ke bawah masih cukup besar.
Gerai barbershop juga cocok dijalankan di wilayah yang dekat dengan perumahan dan wilayah kampus. Peluang ini tampak karena tak banyak barbershop yang beroperasi di daerah-daerah perumahan. Padahal potensi pasar di lokasi seperti ini cukup menarik.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.