Pilpres Membuat Pedagang Parcel Sepi Pembeli
Bertepatan dengan pemilihan presiden, sejumlah pedagang parcel yang biasa berdagang di waktu-waktu khusus seperti perayaan
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Warta Kota, Vini Rizki Amelia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Bertepatan dengan pemilihan presiden, sejumlah pedagang parcel yang biasa berdagang di waktu-waktu khusus seperti perayaan hari raya dan akhir tahun mengaku penjualan lesu.
"(Penjualan) belum banyak, biasanya sih dipertengahan puasa baru kelihatan tapi mungkin karena barengan sama Pemilu, jadi turunnya drastis," ujar Sulaiman pemilik galeri Soel-One Art Parcel kepada Warta Kota di galeri miliknya, Jalan H. Samali Raya, RT 04/04, No. 7, Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (9/7/2014).
Berdagang sejak satu minggu sebelum puasa, Sulaiman mengatakan hingga kini dirinya baru mampu menjual 10 persen dari stok parcel yang dimilikinya.
"Target tahun ini sih 1.000 parcel kalau tahun lalu terjual 500 parcel. Tapi kayaknya tahun ini lebih sepi dibanding tahun lalu," kata Sulaiman.
Sepinya pembeli dikatakan Sulaiman tak hanya dari perhelatan pesta demokrasi tetapi juga pembatasan penerimaan parcel di lembaga-lembaga pemerintahan.
"Ruang lingkup sekarang ini dibatasi, enggak boleh kirim ke pemerintahan, jadi penjualan juga turun, makanya sekarang ini mengandalkan (permintaan) dari swasta dan perumahan," papar Sulaiman.
Dari banyaknya paket parcel yang ditawarkan, Sulaiman mengaku paket parcel berisikan barang dan makanan lebih banyak disukai ketimbang hanya makanan atau barang saja.
"Harga termurah dari Rp 200.000 - Rp 1,5 juta, yang membedakan tentu barang dan kualitasnya. Paling banyak sih permintaan pengiriman ke Bekasi, Depok, Bogor, dan Tangerang," tutur Sulaiman.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.