Chevrolet Spin Yakin Bisa Merebut Pasar Low MPV di Indonesia
Pabrikan mobil asal Amerika Serikat, Chevrolet, tetap meyakini peluang mereka dalam ketatnya persaingan segmen low-MPV di industri otomotif tanah air.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA –Pabrikan mobil asal Amerika Serikat, Chevrolet, tetap meyakini peluang mereka dalam ketatnya persaingan segmen low-MPV di industri otomotif tanah air.
Sejauh ini, Spin, varian low-MPV dari Chevrolet, memang menjadi andalan dengan fakta menjadi kontributor penjualan terbesar di skala nasional maupun Jatim.
Kepala Cabang Chevrolet Jl Sulawesi Surabaya, Dwi Sketa, mengatakan, sebanyak 70 persen dari penjualan Chevrolet di tahun lalu, berasal dari Spin.
“Spin memang jadi contributor terbesar, diikuti Aveo yang ada di kelas hatchback, setelahnya. Kami merasa optimistis, perlahan, Spin bisa menjadi pesaing yang memberikan tantangan serius, bagi mobil low-MPV merk lain,” ujar Dwi, ditemui Selasa (19/8/2014).
Menurut Dwi, salah satu andalan dari Spin, adalah varian dengan mesin diesel, alias berbahan bakar solar. Ia menyebut, Spin, yang berharga jual Rp 162 – 217 juta ini, merupakan satu-satunya mobil low-MPV di Indonesia yang punya varian tersebut.
“Jadi kami sebagai pemain tunggal untuk low-MPV diesel. Ini jadi keunggulan,” tambah dia.
Namun, meski menjadi pemain tungal, respon dari Spin bermesin diesel, memang belum begitu menggembirakan. T
erbukti, dari total penjualan Spin, minat masyarakat untuk memilih Spin diesel, baru sebesar 40 persen, alias kalah dominan dari Spin berbahan bakar bensin.
Terlepas dari hal tersebut, melihat statistik yang ada, PT General Motor Indonesia (GMI), sebagai pemilik hak penjualan Chevrolet, memang masih harus bekerja keras untuk bisa menembus jajaran atas industri otomotif tanah air.
Pada tahun lalu misalnya, penjualan nasional Spin hanya mampu mentok di angka 10.000 unit, dimana penjualan di Jatim berkontribusi sebesar 25 persen.
Bila dibandingkan dengan low-MPV produk pabrikan Jepang, angka itu masih sangat kerdil. Dengan Suzuki Ertiga misalnya, dimana tahun lalu, penjualan nasional mereka mencapai 63.318 unit, atau 600 persen lebih banyak dari Spin.
Pun di Jatim, dimana Ertiga pada tahun lalu, terjual sebanyak hampir 6.000 unit, hanya di semester pertama. Angka ini dua kali lipat besar dari penjualan Spin di Jatim.