Pembiayaan PNM di Balikpapan Capai Rp 54,02 Miliar
Penyaluran pembiayaan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM ke sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) meningkat signifikan
Penulis: Arif Wicaksono
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN – Penyaluran pembiayaan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM ke sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) meningkat signifikan di wilayah Balikpapan hingga Januari - Juli 2014, mencapai Rp54,03 miliar atau tumbuh 22,3 persen ketimbang periode sebelumnya.
Pemimpin Cabang PNM Bambang Triyono, mengatakan kinerja positif Perseroan juga tercermin dari lonjakan jumlah debitur Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) di wilayah tersebut yang per Juli 2014 sebanyak 1.176 UMKM atau tumbuh 10 persen ketimbang periode yang sama pada tahun sebelumnya.
“Pertumbuhan positif tersebut berkat geliat usaha perdagangan dan perkebunan sawit yang memang selama ini menjadi kontributor utama bisnis ULaMM di Balikpapan,” ujarnya dalam keteranganya, Senin (25/8/2014).
Bambang menuturkan prestasi yang dicapai perusahaan tak lepas dari peran UMKM selaku stakeholders utama PNM. Sebagai bentuk apresiasi dan tanngung jawab sosial dalam memastikan kesinambungan UMKM, PNM rutin menggelar pelatihan dan pendampingan usaha.
Menurutnya, salah satu aspek penting dalam pengembangan usaha adalah manajemen keuangan. Namun, bagian ini kerap diabaikan oleh para pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) karena minimnya pengetahuan atau mungkin terlalu sibuk oleh rutinitas usaha harian.
“Banyak UMKM berhasil meraih penjualan yang memuaskan, tetapi gagal naik kelas karena kurangnya pengetahuan dalam mengelola arus kas, termasuk mencampur keuangan rumah tangga dengan usaha,” ujarnya.
Arief Mulyadi, Executive Vice President PNM, mengatakan salah satu alasan mengapa UMK kurang memperhatikan aspek keuangan adalah minimnya pengetahuan tentang manfaat pencatatan keuangan. Banyak pelaku UMK enggan melakukan pencatatan arus kas secara benar karena beranggapan sulit dan merepotkan.
“Anggapan keliru semacam itu yang mengakibatkan banyak UMK tidak berumur panjang karena sulit memperoleh dukungan permodalan dari lembaga keuangan karena data keuangan yang kurang teratur serta bercampurnya pendapatan hasil usaha dengan kebutuhan rumah tangga,” ujarnya.