Kenaikan Tarif Listrik Berimbas Pada Inflasi September
Namun, adanya panen kecil pada bulan itu diharapkan mampu meredam risiko inflasi akibat kenaikan TDL.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) untuk sektor produksi maupun rumah tangga mulai hari ini diprediksi berdampak pada inflasi September 2014 mendatang.
Namun, adanya panen kecil pada bulan itu diharapkan mampu meredam risiko inflasi akibat kenaikan TDL.
"Ya itu (kenaikan TDL) pasti masuk ke inflasi September. Tapi biasanya September ada mini panen. Nah itu mudah-mudahan harapannya inflasi September bisa dikendalikan (bisa ditutupi dari panen)," kata Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Bambang PS Brodjonegoro di Gedung DPR, Senin (1/9/2014).
Bambang menyatakan, biasanya pada bulan September dan Oktober adalah masa-masa di mana inflasi berada pada kisaran yang cukup rendah. Ini lantaran adanya panen kecil yang dapat meredam laju inflasi.
Sementara itu, terkait dampak kenaikan harga gas elpiji terhadap inflasi diakui Bambang telah dihitung oleh pemerintah. Akan tetapi, dampak kenaikan harga gas elpiji tersebut dipandangnya tidak akan besar.
"Kami sudah hitung, kenaikan elpiji paling tinggi 0,1 (persen), tergantung juga kenaikannya berapa rupiah. Cuma ya paling tinggi 0,1," jelas dia.
Adapun komoditas yang perlu diwaspadai pada akhir tahun yang dapat berpengaruh terhadap inflasi menurut Bambang adalah komoditas pokok.
"Akhir tahun lebih karena masalah permintaan, libur akhir tahun, hari raya, dan sebagainya," ujar Bambang.
Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini mengumumkan inflasi bulanan Agustus 2014 mencapai 0,47 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi Juli 2014 yang mencapai 0,93 persen.