Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Singapura Penyalur Modal Asing Terbesar ke Indonesia

Singapura masih menempati posisi teratas sebagai penyalur modal asing terbesar ke Indonesia

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Singapura Penyalur Modal Asing Terbesar ke Indonesia
www.uniqueworld.eu
Singapura 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia (BKPM), Mahendra Siregar menyebutkan Singapura masih menempati posisi teratas sebagai penyalur modal asing terbesar ke Indonesia. Khususnya, selama periode Januari hingga September 2014 ini.

"Dilihat dari segi PMA berdasarkan nilai investasi dengan USD, maka kelihatan tetap di Januari-September 2014 Singapura tetap tertinggi. Tetapi, kalau dilihat dari segi persentasenya, relatif di kisaran 20-an persen. Dibandingkan 2010, 2011 kecil," ujar Mahendra dalam pemaparannya di Jakarta, Jumat (17/10/2014).

Secara detil, selama Januari sampai September 2014, Singapura merealisasikan investasi sebesar 4,899 miliar dollar AS untuk 1.063 proyek. Pada kuartal-III 2014 ini, negara jiran tersebut sudah merealisasikan 1,505 miliar dollar AS untuk 380 proyek. Selama Januari sampai September 2014,

Sementara itu, Jepang menempati posisi kedua dengan investasi sebesar 2,041 miliar dollar AS AS untuk 716 proyek. Kontribusi Jepang, menurut Mahendra, cukup menarik.

Ia menuturkan, jika di tahun 2013 lalu Jepang merupakan kontributor terbesar (16,5 persen), maka pada sembilan bulan pertama tahun ini kontribusinya hanya 9,4 persen atau sekitar 2 miliar dollar AS. "Memang lebih rendah," ujarnya.

"Penjelasannya, tahun lalu realisasi investasi dari investor Jepang di industri otomotif luar biasa besarnya. Bahkan, dibanding tahun sebelumnya meningkat 50 persen lebih. Memang realisasi dari investasi sebagian besarnya sampai pada tahap penyelesaian," ujarnya.

Tahun ini, lanjut dia, Jepang mulai meningkatkan produksinya. "Di waktu akan datang kita sudah mulai memproses investasi otomotif untuk produk baru, terutama yang terkait pasar yang berada di sebut kelas menengah ke bawah dan juga untuk produk yang low cost green car," tutur Mahendra.

BERITA TERKAIT
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas