Perusahaan Konglomerasi Masih Ekspansi Tahun Depan
Namun, ada beberapa potensi risiko yang dihadapi akibat dari pengembangan bisnis itu.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sejumlah perusahaan konglomerasi di Asia Tenggara (ASEAN) dipercaya akan gencar melakukan ekspansi setahun hingga dua tahun ke depan. Namun, ada beberapa potensi risiko yang dihadapi akibat dari pengembangan bisnis itu.
Xavier Jean, Analis Kredit Standard & Poor's (S&P) Rating Services mengatakan, perusahaan-perusahaan konglomerasi tetap akan menggelontorkan dana yang besar untuk belanja modal dan akuisisi.
Ia memperkirakan, nilai belanja modal dari 100 perusahaan dengan nilai kapitalisasi terbesar di ASEAN mencapai lebih dari US$ 10 miliar sepanjang semester II-2013.
Adapun, perusahaan yang termasuk grup konglomerat menyumbang 10% dari total nilai akuisisi sepanjang 2013 yang mencapai US$ 13 miliar.
Jika menghitung aksi akuisisi oleh perusahaan terafiliasi, terjadi peningkatan sekitar 60% setiap tahun dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Kenaikan ini diperkirakan terus berlanjut hingga pengujung tahun 2014.
Beberapa emiten Indonesia yang masuk ke dalam kategori konglomerasi ala S&P ini adalah PT Charoen Pokphan Indonesia Tbk (CPIN) yang dimiliki CP Group, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) yang dikuasai Keluarga Salim melalui First Pacific Co. Ltd, dan PT Astra International Tbk (ASII) yang mayoritas saham dimiliki Jardine Strategic Holdgings Ltd.
Selain itu, juga ada PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) milik Philip Morris International Inc, PT United Tractors Tbk (UNTR), anak usaha ASII, dan PT Unilever Tbk (UNVR) yang dikuasai Unilever N.V.
Para emiten tersebut dinilai leluasa untuk melakukan ekspansi, termasuk akuisisi, lantaran diversifikasi bisnis yang memungkinkan mereka ekspansi ke sejumlah lini usaha.