TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) melalui anak usahanya PT Bukit multi Investama mengakuisisi perusahaan kelapa sawit PT Bumi Sawindo Permai (BSP) senilai Rp861,38 miliar.

Adapun luas kebun kelapa sawit di bawah nauangan BSP sebesar 8.346 hektare, yang merupakan bagian dari wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PTBA di area Banko, Tanjung Enim, Sumatera Selatan.

"Selain perkebunan kelapa sawit yang berstatus Hak Guna Usaha (HGU), di dalam lahan tersebut juga memiliki Hak Guna Bangunan (HGB) seluas 34,6 hektare," ucap Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Joko Pramono dalam keterbukaan informasi, Jakarta, Selasa (21/10/2014).

Menurutnya, HBG sebesar 34,6 hektare berupa pabrik pengelohan sawit dengan kapasitas 45 ton per jam Tanda Buah Segar (TBS) dan pembangkit listrik berbahan bakar limbah kelapa sawit berkapasitas 5 MW, guna menunjang kebutuhan operasional pabrik.

Joko pun mengatakan, dalam lahan perkebunan tersebut juga terdapat cadangan batubara sebesar 580 juta ton dari total cadangan sebesar 1,99 miliar ton yang dimiliki perseroan.

Alhasil, cadangan itu bisa digunakan untuk pasokan kebutuhan batubara bagi PLTU Mulut Tambang yang sedang dalam tahap persiapan pembangunan.

Adapun proyek Mulut Tambang tersebut yaitu PLTU Banko Tengah 2x620 MW (Sumsel 8) yang akan dibangun PT Huadian Bukit Asam Power, dengan jadwal beroperasi pada 2017-2018.

Nantinya PLTU ini akan memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Sumatera dan pulau Jawa dengen menyerap batubara sekitar 5,4 juta ton per tahun atau sekitar 150 juta ton untuk kontrak pasokan selama 25 tahun.

"Kontrak pasokan dengan PLTU Sumsel 8 merupakan bagian dari total 574 juta ton kontrak pasokan jangka panjang PTBA pada saat ini," tuturnya.