Pertamina Mulai Impor Pertamax
Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina Hanung Budya, mengatakan perseroan sudah mulai melakukan impor BBM jenis pertamax
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero), Hanung Budya, mengatakan perseroan sudah mulai melakukan impor bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax sebesar 600 ribu barrel.
Hal tersebut untuk mencegah kekurangan pasokan BBM karena diprediksi bakal ada pergeseran permintaan akibat rencana kenaikan BBM bersubsidi dalam waktu dekat. "Bakal terjadi pergeseran dari BBM bersubsidi ke non subsidi," ujar Hanung di Tanjung Pasir, Tangerang, Selasa (11/11/2014).
Menurut Hanung gejala peningkatan konsumsi BBM non subsidi bisa terjadi. Hal tersebut diakibatkan disparitas harga yang tidak terlalu jauh antara BBM bersubsidi dan non subsidi. "Antisipasi kenaikan, disparitas harga bisa hanya Rp 1.000, konsumsi Pertamax bisa naik 3 sampai kali," ungkap Hanung.
Hingga saat ini konsumsi solar bersubsidi masih stabil per harinya 60 ribu liter, sedangkan Premium rata-rata sebulan 92 ribu liter per hari. Pertamina pun terus melakukan impor BBM untuk mendapatkan BBM bersubsidi yang terus bisa digunakan masyarakat saat ini.
"Impor jalan rutin karena kita masih kurang di dalam negeri," jelas Hanung.