Kenaikan Harga BBM Tak akan Mematikan Ekonomi Indonesia
Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dinilai akan meningkatkan perekonomian Indonesia.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dinilai akan meningkatkan perekonomian Indonesia. Sebab dana subsidi BBM dapat dialihkan ke sektor yang lebih produktif seperti pembangunan infrastruktur.
Demikian dikatakan Country Head dan Chief Country Officer (COO) Citi Indonesia Tigor M Siahaan dalam acara 10 th Annual Capital Market Outlook Citi Securities Services Indonesia di Jakarta, Senin (17/11/2014).
"Saya rasa kenaikan harga BBM bukan sesuatu yang mematikan ekonomi kita, ini akan menumbuhkan perekonomian kita untuk ke depannya," kata Tigor.
Menurut Tigor, dampak kenaikan harga BBM hanya bersifat jangka pendek dengan rentang waktu empat sampai enam bulan. Setelah waktu ini sudah terlewati maka daya beli dan beban yang ditanggung oleh perusahaan akan kembali normal.
"Dampaknya sebentar tapi jangka panjang sangat baik," ucapnya.
Dia mengatakan, dana subsidi untuk BBM per harinya sebanyak Rp 1 triliun dan jika diteruskan maka sama saja membuang uang setiap harinya sebesar Rp 1 triliun. Padahal, dana tersebut bisa digunakan ke sektor produktif.
"Kalau untuk proyek MRT aja, tahap pertama membutuhkan dana sekitar Rp 18 triliun. Kita bisa dapatkan Rp 18 triliun hanya dengan 18 hari jika dana subisidi BBM itu dialihkan," tuturnya.
Sementara mengenai inflasi akibat kenaikan harga BBM, Tigor memprediksi angka inflasi tidak akan lebih dari 7 persen, dengan acuan pemerintah hanya menaikkan dikisaran Rp 2.000 sampai Rp 3.000 per liter.