Satu Kartu Untuk Pembayaran Transportasi Kurangi Penggunaan Kendaraan Pribadi
Studi Transit Payment Solution Study yang dilakukan oleh Deloitte Consulting mewakili Visa,.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jabodetabek disarankan mengembangkan sistem pembayaran alat transportasi terintegrasi yang mampu menerima semua kartu nirkontak (contactless card) yang diterbitkan semua bank, di samping kartu pembayaran yang saat ini sudah berlaku untuk berbagai angkutan umum.
Ini memungkinkan para komuter untuk bepergian menggunakan satu kartu yang dapat dipakai untuk membayar berbagai jenis angkutan umum mulai dari bus, kereta, sampai dengan Mass Rapid Transit dan monorel.
"Saat ini, para komuter bus tidak dapat menggunakan kartu pembayaran yang sama untuk membeli tiket kereta begitupun juga sebaliknya," kata Ellyana Fuad, Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia di Jakarta, Kamis (20/11/2014).
Berbagai kemudahan membuat pengguna kendaraan pribadi baik sepeda motor atau mobil beralih ke kendaraan umum. Ini mengat kemudahan penggunakan satu kartu untuk semua jenis angkutan umum. Studi Transit Payment Solution Study yang dilakukan oleh Deloitte Consulting mewakili Visa,.
Ellyana menyatakan, adanya sistem pembayaran satu kartu untuk semua keperluan transportasi seperti kartu kredit dan debit Visa payWave, memperluas jaringan transportasi kepada lebih banyak penumpang.
"Para wisatawan dapat menikmati kenyamanan dalam menggunakan angkutan umun di daerah Jakarta," kata Ellyana.
Penggunaan kartu akan lebih praktis dibandingkan menggunakan uang tunai. Jika kehilangan uang tunai, Anda akan kehilangan segalanya, tetapi jika kehilangan kartu Anda, Anda akan dengan mudah mendapatkan kartu pengganti.
Saat ini Visa menyediakan keahlian membantu industri pembayaran dan industri angkutan umum mengembangkan sistem pembayaran yang dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan mendorong pemanfaatan angkutan umum yang lebih luas
Studi ini bertujuan untuk menemukan sistem pembayaran transportasi yang paling tepat untuk mengatasi kemacetan di Jabodetabek. Ini akan mampu mengurangi inefisiensi operasional yang terjadi karena tingginya ketergantungan terhadap sistem pembayaran tunai untuk layanan angkutan umum.