Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Sebelum Jadi Dirut Pertamina, Dwi Soejipto Terlibat Konflik Warga Rembang

sebelum ditunjuk menjadi Dirut Pertamina, Dwi Soetjipto terlibat konflik dengan warga di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sanusi
zoom-in Sebelum Jadi Dirut Pertamina, Dwi Soejipto Terlibat Konflik Warga Rembang
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN (SET)
Dwi Soetjipto Jadi Dirut Pertamina - Menteri BUMN, Rini M Soemarno (tengah), didampingi Menteri ESDM, Sudirman Said (kanan), saat mengumumkan penunjukkan Dwi Soetjipto (kiri) sebagai Direktur Utama PT Pertamina di Kantor Kementerian BUMN di Jakarta, Jumat (28/112014). Dwi Soetjipto yang sebelumnya menjabat Direktur Utama PT Semen Indonesia akan mengisi jabatan Dirut Pertamina periode 2014-2019. Dwi akan dibantu jajaran direksi baru yang juga diumumkan yaitu: Arif Budiman, Ahmad Bambang, dan Yeny Handayani. Kompas/Iwan Setiyawan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Front Nahdliyin untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam (FNKSDA) wilayah Jawa Timur, Roy Murtadho, mengungkapkan sebelum ditunjuk menjadi Dirut Pertamina, Dwi Soetjipto terlibat konflik dengan warga di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

“Akar masalah berasal dari penolakan warga terhadap Semen Indonesia yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) di lokasi area tangkapan air Watuputih, Rembang,” kata Roy dalam keterangan tertulisnya, Senin (1/12/2014).

Ia menjelaskan, argumentasi utama penolakan warga berpusat pada keberadaan tambang dan pabrik Semen Indonesia akan merusak kondisi ekologi, seperti krisis air dan bencana momen ekstrim hidrologi yaitu banjir dan kekeringan. Dalam konteks yang lebih luas, keberadaan tambang juga dinilai akan merusak ruang hidup warga.

"Pernyataan sikap kami juga bukannya tanpa sebab. Pada Pemilihan Presiden (Pilpres) Juli lalu, mayoritas masyarakat Rembang khususnya Kecamatan Gunem yang menjadi pusat konflik dengan Semen Indonesia merupakan pemilih pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla," jelasnya.

Perlu diketahui, saat ini warga yang mayoritas ibu rumah tangga sudah lebih dari 160 hari menginap di tenda sebagai perlawanan terhadap Semen Indonesia.

Roy meminta Jokowi-JK segera menyelesaikan konflik di Rembang dengan berpihak kepada pemilihnya yang sudah menginap di tenda selama lebih dari 160 hari.

"Hal ini sekaligus memenuhi janji Presiden Jokowi yang menyatakan penyelesaian kasus ini menunggu pelantikannya ketika ditemui oleh perwakilan Warga Rembang bersama Warga Pati, dan Urutsewu (Kebumen) pada 5 September 2014 lalu di Jakarta," tuturnya.

Berita Rekomendasi

Hingga berita ini diturunkan, Dwi Soetjipto belum merespons pesan singkat maupun sambungan telepon dari Tribunnews untuk mengklarifikasi kabar tersebut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas