Hadapi Pasar Bebas ASEAN, Pemerintah Tingkatkan Produk Manufaktur
Pemerintah akan meningkatkan produk-produk manufaktur ketimbang produk hortikultura atau primer.
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menyambut pasar bebas Asia Tenggara atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), pemerintah akan meningkatkan produk-produk manufaktur ketimbang produk hortikultura atau primer.
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, mengatakan selama ini ada 65 persen produk primer dan 35 persen produk manufaktur. Kata Gobel, dalam lima tahun ke depan, proporsi itu akan diubah.
"Produk manufakturnya 65 persen, produk primernya 35 persen. Artinya produk-produk hortikultura, pangan yang selama ini kita ekspor bagaimana terjadi nilai tambah sebagaimana menjadi produk produk dalam proses," ujar Gobel di KPK, Jakarta, Senin (22/12/2014).
Selain itu, Gobel mengaku akan memperkuat peran laboratorium untuk menguji mutu barang yang masuk ke Indonesia.
Kata dia, penguatan laboratorium tersebut sangat penting agar masyarakat Indonesia tidak dirugikan dan bisa menjaga konsumen Indonesia dari segi keselamatan dan kesehatannya para konsumen.
"Karena sekarang banyak sekali barang yang beredar itu tidak memenuhi standar nasional industrinya, sehingga itu merugikan konsumen Indonesia sendiri," tutur Gobel.
Sekadar informasi, ASEAN akan memberlakukan pasar bebas atau dikenal Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir 2015.