Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Hadapi Pasar Bebas ASEAN, Pemerintah Tingkatkan Produk Manufaktur

Pemerintah akan meningkatkan produk-produk manufaktur ketimbang produk hortikultura atau primer.

Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Rendy Sadikin
zoom-in Hadapi Pasar Bebas ASEAN, Pemerintah Tingkatkan Produk Manufaktur
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel, mengecek pasokan beras di Gudang Divre Bulog DKI Jakarta-Banten di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (15/12/2014). Stok beras di seluruh gudang Bulog se-Indonesia saat ini mencapai 1,7 juta ton yang dapat mencukupi kebutuhan selama 7 bulan. Bulog juga berencana melakukan operasi pasar khusus dengan sasaran 15,5 juta rumah tangga berpendapatan rendah selama bulan Desember 2014 untuk menjaga stabilitas harga. KOMPAS/IWAN SETIYAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menyambut pasar bebas Asia Tenggara atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), pemerintah akan meningkatkan produk-produk manufaktur ketimbang produk hortikultura atau primer.

Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, mengatakan selama ini ada 65 persen produk primer dan 35 persen produk manufaktur. Kata Gobel, dalam lima tahun ke depan, proporsi itu akan diubah.

"Produk manufakturnya 65 persen, produk primernya 35 persen. Artinya produk-produk hortikultura, pangan yang selama ini kita ekspor bagaimana terjadi nilai tambah sebagaimana menjadi produk produk dalam proses," ujar Gobel di KPK, Jakarta, Senin (22/12/2014).

Selain itu, Gobel mengaku akan memperkuat peran laboratorium untuk menguji mutu barang yang masuk ke Indonesia.

Kata dia, penguatan laboratorium tersebut sangat penting agar masyarakat Indonesia tidak dirugikan dan bisa menjaga konsumen Indonesia dari segi keselamatan dan kesehatannya para konsumen.

"Karena sekarang banyak sekali barang yang beredar itu tidak memenuhi standar nasional industrinya, sehingga itu merugikan konsumen Indonesia sendiri," tutur Gobel.

Sekadar informasi, ASEAN akan memberlakukan pasar bebas atau dikenal Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir 2015.

BERITA REKOMENDASI
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas