Pengusaha Muda Nilai Dana Infrastruktur Masih Kurang
"Memang tender sudah dilaksanakan tapi yang mengerjakan itu tidak profesional. Itu saja persoalannya," ungkap Bahlil.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menilai anggaran infrastruktur masih sangat kurang. Padahal dengan kesiapan infrastruktur, biaya distribusi untuk logistik bisa menjadi murah.
"Biaya logistik kita itu besar, sekitar 24 persen dari total APBN, dan salah satu persoalannya adalah karena infrastruktur tidak memadai," ujar Ketua Bidang Infrastruktur BPP HIPMI Bahlil Lahadalia, Senin (22/12/2014) malam.
Bahlil menilai jika penyerapan anggarannya tidak dilakukan, faktornya ada dua. Untuk faktor pertama proses tendernya tidak dilaksanakan, dan faktor kedua yang melakukan proses bukan dari orang profesional tapi penunjukan langsung.
"Memang tender sudah dilaksanakan tapi yang mengerjakan itu tidak profesional. Itu saja persoalannya," ungkap Bahlil.
Calon Ketua Umum HIPMI untuk periode 2015-2018 menilai kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI Rate) yang saat ini sudah mencapai 7,75 persen, menjadi masalah utama infrastruktur.
Karena hal tersebut memberatkan pengusaha untuk membangun infrastruktur, yang biayanya mengambil dari anggaran bank. "Kalau situasi ekonominya sudah bagus, harus segera BI rate diturunkan, agar bunga kreditnya bisa turun juga," papar Bahlil.