Tahun Depan, Deposito Bakal Melonjak
Penurunan DPK sangat dipengaruhi oleh penurunan dana giro dan tabungan (CASA). Simpanan deposito justru yang meningkat
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Memasuki tahun 2015, perbankan akan memulai kembali menggenjot pertumbuhan simpanan masyarakat alias dana pihak ketiga (DPK) untuk memupuk likuiditas. Tapi seperti setiap pergantian tahun, pertumbuhan DPK menurun di awal tahun.
Tengok saja pada pergantian tahun 2012 ke 2013. Per Januari 2013, total DPK perbankan Indonesia turun 0,62% menjadi Rp 3.205,01 triliun dibanding bulan sebelumnya. Pun begitu dengan Januari 2014 yang turun 1,88% menjadi Rp 3.594,70 triliun.
Penurunan DPK sangat dipengaruhi oleh penurunan dana giro dan tabungan (CASA). Simpanan deposito justru yang meningkat. Hal ini terjadi pada periode Desember 2012-Januari 2013 dan Desember 2013-Januari 2014.
Purnomo B. Soetadi, EVP Customer Management dan Marketing Bank Negara Indonesia (BNI) mengatakan, penurunan DPK mengikuti pola musiman masyarakat. "Pada akhir tahun masyarakat akan banyak pengeluaran karena kebutuhan konsumsi, belanja dan bepergian. Mayoritas pengeluaran diambil dari tabungan," tutur Purnomo kepada KONTAN, Minggu (28/12).
Masyarakat kembali menempatkan dananya di deposito pada awal tahun. Deposito dipilih karena mayoritas profil risiko masyarakat masih tergolong konservatif.
Lani Darmawan, Direktur Ritel Bank International Indonesia (BII) menambahkan, deposito berperan penting dalam likuiditas perbankan dan animo masyarakat terhadap deposito di awal tahun masih besar. "Tapi, memang setiap awal tahun, pertumbuhan DPK agak melambat," kata Lani. Dia sependapat dengan Purnomo, pilihan penempatan dana di deposito lebih karena profil risiko masyarakat yang masih konservatif.
Agus R Hermawan, Direktur Ritel Bank Bukopin mengatakan, masyarakat yang memiliki profil investasi moderat akan memilih deposito sebagai pilihan investasinya. "Karena risikonya lebih kecil, ketimbang harus membeli instrumen lain," kata Agus.