Syarat-syarat Ahok Bikin PT Adhi Karya 'Emosi'
Kali ini Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Adhi Karya ingin melakukan pembangunan moda transportasi publik itu.
Editor: Hendra Gunawan
"Kalau rugi kan pasti stop operasi nih kereta. Kami tidak ada kewajiban apa pun untuk membayar anda. Yang ada adalah hak kami, mengambil alih pengoperasian monorel anda dengan biaya kami, tanpa mengganti anda uang apa pun,” kata Ahok.
Kedua syarat itu diajukannya, agar pembangunan monorel tidak lagi mangkrak seperti monorel milik PT JM. Akhirnya, Pemprov DKI yang dirugikan, baik dari segi finansial maupun dari segi estetika tata ruang.
“Jadi jangan keenakan, barang sudah jadi, rugi, lalu maksa kami beli. Atau kalau kami mau mengoperasikan, dia bilang bayar dulu dong kereta kami. Kami nggak mau kejadian itu. Kami tidak mau terjadi mangkrak lagi,” kata Ahok.
Beberapa perwakilan dari PT Adhi Karya sendiri enggan berkomentar perihal itu. Mereka menyerahkan segala keputusan kepada Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama.
Setuju dari pinggiran Ibu Kota
Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta, Wiliam Yani mengatakan mendukung Pemprov DKI untuk melakukan pembangunan monorel. Namun, untuk mengatasi kemacetan maka sebaiknya dibangun di pinggiran Ibu Kota Jakarta menuju jantung Jakarta.
Hal ini dilakukan agar terjadi efektivitas pemanfaatan moda transportasi massal. Sehingga, masyarakat bisa beralih menggunakan moda transportasi publik. "Yang penting adalah Pemprov DKI harus secara detail menghitung Public Service Obligation (PSO) yang dikeluarkan per bulan. Jangan sampai memberatkan masyarakat," kata politisi asal PDIP itu.
William Yani mengatakan, Pemprov DKI seharusnya mempunyai skala prioritas dalam membangunan moda transportasi massal. Pasalnya, selama ini selalu wacana yang digulirkan oleh Pemprov DKI seperti monorel, light rapid transit (LRT) dan bus rapid transit (BRT).
"Seharusnya yang betul-betul saat ini dibangun yaitu MRT. Kan pada tahun 2017, MRT sudah bisa dioperasionalisasikan," ujar William Yani.
Pembangunan monorel itu direncanakan dibangun di tiga koridor yaitu Bekasi-Cawang, Cibubur-Cawang dan Cawang-Kuningan. Sementara, tiang pancang yang mangkrak akan dijadikan PT Adhi Karya di Jalan Asia Afrika, Senayan, Jakarta Pusat dan Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan akan dibuat usaha iklan.
Dari hasil kajian BUMN ini, dilihat sekitar 67 persen kemacetan di Jakarta bermuara dari arus lalu lintas Cikampek, Bekasi, hingga ke Cawang. Kemudian dari tol Jagorawi hingga ke Jakarta.
Atas dasar kajian tersebut, PT Adhi Karya berencana membangun monorel dengan rute Kuningan-Cawang-Bekasi Timur dan Cawang-Cibubur sepanjang 52 km, yang diproyeksikan memerlukan dana sebesar Rp 8,4 triliun. (Bintang Pradewo)