GMF Berhasil Mempertahankan Sertifikat AMO EASA
GMF AeroAsia berhasil mempertahankan sertifikat approval Aircraft Maintenance Organization (AMO) EASA
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM..JAKARTA –GMF AeroAsia berhasil mempertahankan sertifikat approval Aircraft Maintenance Organization (AMO) EASA setelah menjalani renewal audit pada 19-23 Januari 2015.
Audit yang dilakukan dua auditor EASA, Sandra Corte-Real dan Bruno Faucher ini difokuskan pada compliance GMF AeroAsia terhadap persyaratan (requirements) EASA part 145 di Workshop, Base Maintenance, dan Line Maintenance di area Cengkareng.
Dalam audit ini, jumlah temuan (finding) semakin sedikit dibandingkan tahun 2014 lalu.
“Penurunan jumlah temuan menunjukkan compliance GMF terhadap regulasi semakin tinggi,” kata Ganis Kristanto selaku VP Quality Assurance & Safety di Jakarta pada 28 Januari 2015.
Audit otoritas penerbangan sipil Eropa ini mencakup seluruh aspek perawatan pesawat seperti quality system & procedure, personnel record, tools & equipment, facility, maintenance record, material, certification of maintenance, dan lain-lain. Sedangkan temuan auditor terkait dengan personnel competency record, maintenance record, spesifikasi tools dan quality system.
“Temuan ini menjadi bahan kita untuk melakukan perbaikan,” katanya. Beberapa rekomendasi diberikan auditor untuk meningkatkan kualitas perawatan pesawat di GMF. “Kita juga mendapat masukan positif di area operasional maintenance maupun quality system,” katanya.
Ganis Kristanto mengatakan GMF harus menjalani audit EASA dua kali dalam setahun karena termasuk AMO dengan scope pekerjaan yang besar dan kompleks. Audit pada awal tahun 2015 ini merupakan audit pertama. Sedangkan audit kedua rencananya dilaksanakan pada Juni 2015 di area Cengkareng dan Denpasar Line Maintenance.
Khusus Hangar 4 yang akan dioperasikan di tahun ini, EASA meminta GMF memperhatikan perubahan persyaratan dan diajukan maksimal satu bulan sebelum audit dilaksanakan. Auditor akan melakukan on site audit setelah seluruh persyaratan Hangar 4 terpenuhi. Hangar 4 yang sedang dibangun rencananya dioperasikan tahun ini untuk menambah kapasitas perusahaan.
Pengakuan EASA sangat penting karena menjadi brand image GMF di industri penerbangan dan menjadi rujukan bagi airlines dalam memilih bengkel perawatan pesawat. “Seritifikat approval EASA ini merupakan nilai tambah GMF di mata customer,” katanya. Dengan memiliki sertifikat EASA, GMF dapat menangani perawatan pesawat milik airlines Eropa. Sehingga GMF lebih leluasa memasuki pasar perawatan pesawat di pasar global. “Hal ini sejalan dengan ekspansi bisnis yang sedang dijalankan perusahaan,” katanya.
Saat ini, GMF telah memiliki sertifikat approval dari 30 negara lebih sebagai modal utama dalam mengembangkan bisnisnya. Selain dari otoritas penerbangan sipil Amerika (FAA), GMF juga memiliki sertifikat approval dari EASA sebagai otoritas penerbangan sipil Eropa. “Dua sertifikat internasional ini menjadi persyaratan yang diminta customer,” katanya.
Dengan bekal yang memadai, GMF terus meningkatkan level serapan pasar baik di kawasan domestik, regional maupun global. Secara global pasar perawatan pesawat tumbuh rata-rata 4% per tahun hingga tahun 2022. Total pasar perawatan pesawat global akan mencapai USD 92,9 miliar pada tahun 2022 di mana pertumbuhan di kawasan Asia Pasifik menjadi yang tertinggi dengan angka 8,7%.
Pertumbuhan pasar regional dan global ini sejalan dengan pasar perawatan pesawat Indonesia yang mencapai USD 2 miliar di tahun 2017 yang berasal dari 1.030 unit pesawat yang beroperasi di Indonesia. Pasar perawatan pesawat nasional ini didukung oleh pertumbuhan penumpang pesawat yang mencapai 15-20 persen per tahun.
Saat ini GMF AeroAsia masih menjadi market leader dengan pangsa pasar 70% pasar domestik. Pengembangan kapabilitas dilakukan sesuai dengan perkembangan pasar sehingga GMF mampu melayani perawatan semua tipe pesawat yang dioperasikan di Indonesia maupun di kawasan regional dan global.