Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Tahun Lalu, Bank OCBC NISP Raup Laba Rp 1,3 Triliun

Bank OCBC NISP berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,3 triliun sepanjang 2014

Penulis: Sanusi
zoom-in Tahun Lalu, Bank OCBC NISP Raup Laba Rp 1,3 Triliun
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Consumer Strategy & Marketing Division Head OCBC NISP, Andreas Kurniawan (kanan) berbincang dengan warga saat peluncuran mobile booth tanda 360 station di area car free day Jakarta Pusat, Minggu (30/11/2014). Mobile booth ini memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk membuka rekening tabungan Bank OCBC NISP sekaligus berkesempatan membeli gadget dengan harga spesial. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank OCBC NISP berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,3 triliun sepanjang 2014, naik 17 persen dibandingkan peroleh pada tahun sebelumnya sebesar Rp 1,1 triliun.

Presiden Direktur & CEO Bank OCBC NISP, Parwati Surjaudaja, mengungkapkan sejalan dengan pertumbuhan laba, Bank OCBC NISP juga berhasil meningkatkan asetnya sebesar 6 persen (YoY) menjadi Rp 103,12 triliun dari Rp 97,52 triliun.

Kenaikan total aset ini terutama didorong oleh pertumbuhan kredit (gross) sebesar 7 persen (yoy) menjadi Rp 68,4 triliun pada akhir tahun 2014 dari Rp 64 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

"Pertumbuhan kredit ini disalurkan dengan melakukan diversifikasi sektor usaha, besaran pinjaman, jenis mata uang dan jangka waktu," katanya dalam keterangan tertulis, Senin (9/2/2015).

Sesuai jenis penggunaannya, komposisi kredit yang disalurkan untuk modal kerja mencapai 42 persen, investasi 41 persen, dan konsumer 17 persen.

Bank OCBC NISP juga berhasil menjaga kualitas kreditnya sehingga tingkat NPL (net) berada dalam posisi yang rendah pada level 0,8 persen di akhir tahun 2014. Rasio – rasio keuangan utama lainnya juga berada pada kisaran positif dan level yang sehat bagi sebuah bank dimana Return on Assets (ROA) tercatat 1,8 persen dan Return on Equity (ROE) 9,7 persen serta CAR (Capital Adequacy Ratio) 18,7 persen.

"Kondisi perekonomian yang penuh tantangan di tahun 2014 memberikan banyak sekali pembelajaran sekaligus juga peluang untuk tetap tumbuh secara sehat dan berkesinambungan. Di tengah kompetisi industri perbankan yang sangat ketat, naiknya suku bunga serta tekanan inflasi sebagai dampak dari kenaikan harga BBM serta pelemahan nilai tukar rupiah membuat pertumbuhan di 2014 lebih lamban, tetapi kami tetap optimis bahwa industri perbankan Indonesia memiliki potensi yang lebih baik di tahun 2015,” ujar Parwati.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas