Pertamina Catat Kerugian 35 Juta US Dolar di Awal Tahun
Seperti diketahui, Per Januari 2015 ini, Pertamina mencatat rugi US$ 35 juta atau setara Rp 420 miliar
TRIBUNNEWS.COM, LHOKSEUMAWE - PT Pertamina akui mengalami kerugian pada kuartal I 2015 karena anjloknya harga minyak mentah dunia dan pembelian stok Bahan Bakar Minyak (BBM) serta minyak mentah yang saat itu dibeli dengan harga yang mahal.
Direktur Utama Pertamina, Dwi Sutjipto mengatakan, bahwa kerugian tersebut tidak hanya dirasakan oleh Pertamina, melainkan perusahaan minyak lainnya. "Kalau cerita rugi, Petronas pada kuartal IV 2014 merugi sampai US$ 2 miliar. Artinya, oleh karena itu semua perusahaan minyak pada kuarta IV dan kuartal I pasti mengalami kerugian," katanya, di Lhokseumawe.
Seperti diketahui, Per Januari 2015 ini, Pertamina mencatat rugi US$ 35 juta atau setara Rp 420 miliar. Ia bilang, kerugian akibat pembelian inventory Bahan Bakar Minyak (BBM) maupun crude mentah yang dibeli dengan harga mahal dan dijual dengan harga murah.
"Stok yang ada sekarang itu kan kita beli dengan harga mahal, namun saat ini kita menjualnya dengan harga murah," tuturnya.
Ia menekankan, dalam waktu satu tahun ini Pertamina akan fokus menaikkan profit. Namun sayangnya, Dwi enggan menyebutkan berapa profit tersebut.
Untuk memulihkan keadaan, Pertamina akan membentuk tim sesuai dengan concern yang ada. Dwi bilang ada lima pilar yang sedang difokuskan untuk perkembangan bisnis Pertamina.
Di antaranya, percepatan sektor hulu, efisiensi pengelolaan dan pengadaan, peningkatan kapasitas kilang, perkuatan industri hilir "Seperti perkuatan retail adanya typing migas untuk infrastruktur marketing yang lebih baik ke depannya," jelas dia.
Dan yang terakhir, kata Dwi, bagaimana Pertamina memperkuat sistem keuangan. "Masing-masing ini memang dibuat tim khusus," tandasnya. (Pratama Guitarra)