Rupiah Masih akan Bergerak di Level Rp 13.000 per Dollar AS
Pelemahan mata uang euro akibat dimulainya pemberian stimulus oleh Bank Sentral Eropa (ECB), membuat pergerakan rupiah tersendat
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Gusti Sawabi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelemahan mata uang euro akibat dimulainya pemberian stimulus oleh Bank Sentral Eropa (ECB), membuat pergerakan rupiah tersendat terhadap dolar AS. Dengan kondisi ini, rupiah pun diperkirakan berada pada kisaran Rp 13.063 sampai Rp 13.052 per dolar AS (kurs tengah BI).
Head of Research NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) Reza Priyambada mengatakan, meski laju yuan dan yen sempat menguat terhadap dolar AS, namun tidak banyak berimbas pada laju rupiah yang masih melanjutkan pelemahannya.
"Dilain pihak, penguatan keduanya terbatasi dengan pelemahan euro seiring dimulainya realisasi program pemberian stimulus ECB. Akibatnya rupiah pun terimbas melemah meski tipis," tutur Reza, Jakarta, Rabu (11/3/2015).
Belum adanya sentimen positif bagi rupiah, kata Reza, membuat lajunya masih dalam tren pelemahan. Namun demikian, harapkan pelemahan tersebut dapat lebih terbatas.
Kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa (10/3/2015) mencatat rupiah di level Rp 13.059 atau melemah dari hari sebelumnya Rp 13.047 per dolar AS. Sementara, data Bloomberg pagi ini senilai Rp 13.154 per dolar AS.