Smailing Tour Tak Mau Lagi Layani Piknik ke Turki
Smailing Tour and Travel Service tidak akan melayani lagi pelancong yang berasal dari luar Jakarta untuk beranjangsana ke Turki
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Smailing Tour and Travel Service tidak akan melayani lagi pelancong yang berasal dari luar Jakarta untuk beranjangsana ke Turki dan negara di Timur Tengah lainnya.
Langkah ini merupakan dampak hilangnya 16 pelancong Indonesia yang dikelola Smailing Tour ke Turki pada 24 Februari 2014 lalu.
Menurut Anthony Akili, Presiden Direktur Smailing Tour and Travel Service, langkah ini diambil karena selama ini pihaknya kesulitan menyiapkan dan bertatap muka langsung dengan calon wisatawan dari luar Jakarta. Namun, ia tetap memberi kesempatan pelancong asal Jakarta untuk berwisata ke negeri bekas kekaisaran Utsmani tersebut. "Di Jakarta kami bisa bertemu," katanya, Kamis (12/3).
Langkah ini diklaim tidak akan berdampak signifikan bagi kinerja bisnis Smailing Tour karena selama ini jumlah pelancong asal luar Jakarta ke Turki atau negara Timur Tengah tidak terlalu besar. Apalagi biro perjalanan ini juga tidak melayani paket wisata umrah dan ibadah haji.
Meski begitu, ia mengakui, dalam tiga tahun terakhir ini, jumlah wisatawan Indonesia menuju Turki meningkat pesat. Bila dalam tiga tahun sebelumnya yang melancong rata-rata dua kelompok sampai tiga kelompok per bulan. Nah tahun ini tumbuh 20 persen menjadi empat kelompok sampai lima kelompok.
Satu kelompok terdiri dari 15 orang sampai 20 orang. Hal ini terjadi karena Turki banyak menawarkan destinasi eksotis, seperti bekas kekaisaran Turki Ottoman, daerah sejarah Kapadokia, maupun kota terbesar di Turki, yaitu Istanbul. Namun jumlah pelancong lokal ke Turki masih kalah banyak dengan pelancong domestik ke negara Asia, seperti Jepang atau Korea Selatan.
Dalam sebulan, kata Antony, ada delapan kelompok sampai 10 kelompok pelancong ke Jepang ataupun Korea Selatan. Selain karena adanya demam K-Pop, juga karena nilai mata uang Yen saat ini sedang melemah.
Sementara itu, Vice President Marketing and Communiation Smailing Tour Putu Ayu Aristyadewi, mengatakan tahun ini, perusahaanya lebih banyak mengembangkan paket wisata tematik yang mengusung gaya hidup tertentu.
"Misalnya paket edukasi anak-anak bisa jalan-jalan sambil belajar bahasa atau belajar kung fu di China, atau yang mau pergi ke Amazon, bersepeda atau belanja dan nonton bola ke Brasil," ujar dia.
Untuk paket wisata tematik dengan minat khusus ini, jangka waktu kunjungan tidak dibatasi. Smailing Tour juga sudah punya mitra lokal yang bisa berbahasa Indonesia ataupun bahasa Inggris untuk mendampingi para wisatawan dengan minat khusus ini.
Paket wisata dengan minat khusus ini menyasar pelancong lokal yang sudah sering melanglang buana ke berbagai belahan dunia dan membutuhkan pengalaman baru sesuai minat mereka.
Untuk keperluan ini, Smailing Tour hanya menyiapkan dana promosi. Dana ini akan dibagi bersama dengan instansi wisata (tourism board) di daerah tujuan.
"Kami berbagi dananya, "jelas dia tanpa merinci besarannya. Adapun rencana besar lain yang tidak kalah penting adalah membangun dua hotel masing-masing bintang empat di Jakarta dan bintang lima di Bali. Menurut Anthony, langkah ini untuk mengakomodasi pelancong Smailing Tour. Agenda bisnis ini diharapkan terlaksana tahun depan.(Agustinus Beo Da Costa)