Menteri ESDM Korban 'Gigitan Belut Beracun' Petral
Said memaparkan pada tahun 2009, pembubaran Petral berhenti karena ketua pergerakannya Sudirman Said
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staff khusus Menteri ESDM Said Didu menilai anak usaha PT Pertamina, PT Petral seperti kolam oli yang isinya belut beracun. Karena hal tersebut, Said berharap agar Petral segera dibubarkan.
"Dari dulu saya mengibaratkan Petral kolam oli berisi belut berbisa," ujar Said di kantor Kementerian ESDM, Jumat (24/4/2015).
Said memaparkan pada tahun 2009, pembubaran Petral berhenti karena ketua pergerakannya Sudirman Said dipecat dari Pertamina. Said menilai Menteri ESDM saat ini pernah menjadi korban dari Petral, karena dianggap ancaman yang membahayakan posisi anak usaha Pertamina tersebut dalam mengimpor minyak .
"Di 2009 itu di stop dan Sudirman Said di berhentikan, jadi saya menyatakan Sudirman Said itu salah satu yang tergigit belut berbisa dari kolam oli," papar Said.
Said pun mendukung pemerintah kabinet presiden Joko Widodo (Jokowi) yang saat ini ingin membubarkan Petral. Said menilai setiap kementerian terkait kompak dalam membentuk regulasi dan menghilangkan fungsi Petral dalam pengadaan minyak di dalam negeri.
"Akhir-akhir ini kita mendengarkan niat pemerintah untuk membubarkan Petral dan kita harus memberikan apresiasi yang secara terbuka menyatakan akan membubarkan Petral," ungkap Said.
Said mengungkapkan pembubaran Petral sudah dirancang sejak tahun 2006. Pada saat itu Integrated Supply Chain (ISC) sudah dibentuk untuk menggantikan fungsi Pertamina atas kesepakatan Kementerian BUMN.
"ISC dirancang menggantikan Petral secara bertahap, dan pimpinan ISC dulu Sudirman Said berjalan sampai 2009," jelas Said.