Peluang Usaha: Menangguk Untung Dari Jualan 'Bebek Kaget'
Salah satu tawaran kemitraan kuliner bebek datang dari Rahmin Tama yang mengusung brand Bebek Kaget di Depok
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Olahan bebek termasuk menu populer bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Tak heran, bila gerai makanan yang menjajakan menu bebek kian menjamur. Bisnis ini tambah semarak lantaran banyak pemainnya menawarkan kemitraan usaha.
Salah satu tawaran kemitraan kuliner bebek datang dari Rahmin Tama yang mengusung brand Bebek Kaget di Depok, Jawa Barat. Rahmin mendirikan usahanya sejak tahun 2012 dan langsung menawarkan kemitraan.
Gerai pertamanya ada di Margonda, Depok. Saat ini, gerai Bebek Kaget sudah ada empat di Depok, Jakarta, Tangerang, dan Bogor. "Gerai milik sendiri hanya satu dan sisanya milik mitra," kata Tama kepada KONTAN.
Bebek Kaget menawarkan menu olahan bebek, seperti bebek goreng dan bebek bakar. Selain itu, ada juga ayam bakar, soto ayam, dan mi engkong yang menjadi menu baru andalannya.
Harganya cukup terjangkau, mulai Rp 21.000 hingga Rp 23.000 per porsi. Kata Tama, dari semua menu yang tersedia, menu olahan bebek dan mi engkong yang paling banyak diminati.
Dalam kemitraan ini, Tama menawarkan dua paket investasi. Yaitu, paket gerobak senilai Rp 8 juta dan paket garasi senilai Rp 5 juta. Dengan nilai itu, mitra mendapatkan fasilitas peralatan masak seperti kompor, tabung gas, penanak nasi, spanduk, dan bahan baku 40 potong bebek yang sudah diungkep. Dengan rincian 20 potong dada dan 20 potong paha.
Perbedaannya, dalam paket gerobak mendapat satu set gerobak, sedangkan paket garasi tidak diberi gerobak.Dalam kerjasama ini, seluruh bahan baku seperti bebek, bumbu, dan sambal dipasok dari pusat. Tama bilang, bumbunya ia racik sendiri dari resep keluarga yang sudah turun menurun. Untuk bahan baku bebek, Tama tidak beternak sendiri. Semua dipasok dari peternak bebek yang menjadi rekanannya di daerah Bogor.
Ia menargetkan, dalam sehari rata-rata gerai bisa menjual 30 porsi-40 porsi bebek. Target penjualan bisa mencapai Rp 600.000-650.000 per hari. Dengan demikian, omzet per bulan bisa mencapai Rp 18 juta dengan rata-rata laba bersih 35%.
Dengan laba sebesar itu, mitra bisa balik modal dalam tiga bulan. Target balik modalnya cepat karena kemitraan ini tidak memungut royalty fee.(Rani Nossar)