Pertumbuhan Ekonomi Melambat, BCA Tekan Biaya Pengeluaran
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) melihat 2015, sebuah tantangan yang berat bagi industri perbankan.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) melihat 2015, sebuah tantangan yang berat bagi industri perbankan. Sebab, saat ini pertumbuhan ekonomi dalam negeri sedang mengalami perlambatan.
"Secara umum iya (tahun ini bukan waktunya bank mengalami pertumbuhan double digit)," kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja di Jakarta, Rabu (29/4/2015).
Menurut Jahja, strategi yang dilakukan perseroan dalam menjaga kinerja yang tetap positif yaitu dengan melakukan penekanan berbagai biaya pengeluaran dan membuat program menarik untuk nasabah. Walau begitu, Jahja menilai likuidas perseroan hingga saat ini masih sangat baik.
"Bagi bank, yang paling penting itu suasana keseluruhan makroekonomi, jadi kalau dalam kondisi makroekonomi secara keseluruhan baik, maka daya beli meningkat dan tentu kita akan coba terus kejar kredit," tutur Jahja.
Menurut Jahja, yang membuat daya beli masyarakat menurun yaitu akibat naiknya harga barang yang diakibatnya bahan baku yang digunakan impor dan adanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Hampir sebagian besar komponen dijual, kalau diurut-urut itu bahan bakunya impor. Belum lagi, depresiasi rupiah yang hampir Rp 13.000 per dolar AS. Jadi pengusaha engak tahan untuk menaikkan harga jual produknya," ujar Jahja.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.