Rumah Sakit Siloam Ingin Jadi RS Swasta Terbesar di Myanmar Tahun 2015 Ini
Ekspansi RS Siloam ke ASEAN dimulai dengan membangun rumah sakit di Yangon, Myanmar. Rumah sakit itu diberi nama Punh Hlaing Hospital.
Penulis: Dahlan Dahi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dahlan Dahi, dari Yangon, Myanmar
TRIBUNNEWS.COM - Rumah Sakit Siloam dari Lippo Group mengembangkan sayap ke negara-negara di kawasan ASEAN.
Ekspansi RS Siloam ke ASEAN dimulai dengan membangun rumah sakit di Yangon, Myanmar. Rumah sakit itu diberi nama Punh Hlaing Hospital.
Ini merupakan rumah sakit pertama Siloam di luar negeri.
Ke depan, Rumah Sakit Siloam akan mengembangkan sayap ke Kamboja dan Vietnam.
Selain di industri kesehatan, Lippo Group mengembangkan sayap bisnisnya ke kawasan ASEAN melalui pendidikan.
"Pak James (Riady, CEO Lippo Group) ingin merebut hati masyarakat setempat dengan memperbaiki kualitas kesehatan dan pendidikan," kata Dr Hasan Wirajuda, mantan Menteri Luar Negeri Indonesia yang mendorong perusahaan-perusahaan Indonesia mengembangkan bisnisnya ke pasar yang terbuka di kawasan ASEAN.
Grand opening Punh Hlaing Hospital akan dilakukan hari Sabtu, 6 Juni 2015. James Riady dijadwalkan memberikan pidato pada acara tersebut.
Dalam 12 bulan ke depan, kata dr Grace Frelita (Managing Director RS Siloam) kepada Tribunnews.com di Yangon, Siloam akan membangun total tiga rumah sakit di Myanmar dengan kapasitas 500 sampai 1.000 kamar.
"Ini akan menjadi jaringan rumah sakit terbesar di Myanmar," kata dokter Grace Frelita.
Dua dari tiga rumah sakit itu di Yangon. Satunya lagi di Mandalay, 30 menit terbang dengan pesawat dari Yangon.
James Riyadi memilih Myanmar sebagai negara pertama sasaran investasi di luar negeri karena "masyarakat Myanmar sangat ramah dan terbuka kepada masyarakat Indonesia."
“Presiden Indonesia saat itu Soekarno membuka Myanmar dan membantu Myanmar menjadi merdeka. Dialah yang membawa Myanmar ke dunia, dan mereka (Myanmar) sangat welcome (kepada Indonesia),” kata James.
Myanmar (dulu dikenal sebagai Burma) berpenduduk sekitar 51 juta (sensus tahun 2014). Negeri junta militer ini dikenal dunia melalui tokoh oposisi Aung San Suu Kyi.
Di Indonesia, Siloam mengelola 20 rumah sakit di 13 kota.
Rumah sakit tersebut memiliki 4.000 tempat tidur yang diperkuat 1.800 dokter.
RS Siloam akan membangun 10 rumah sakit lagi tahun 2015 ini, salah satunya di Yogyakarta. Siloam mematok biaya investasi per rumah sakit sekitar Rp 400 miliar.
"RS Siloam merupakan jaringan rumah sakit swasta terbesar saat ini di Indonesia," ujar dokter Grace.
RS Siloam ingin memposisikan diri sebagai rumah sakit seluruh lapisan masyarakat, mengubah citra dari yang selama ini dikenal sebagai "rumah sakit elite atau mahal".
Sebanyak sembilan dari 20 RS Siloam melayani pasien BPJS Kesehatan.
"Kami ingin semua Rumah Sakit Siloam mendapat izin pemerintah untuk melayani BPJS, termasuk RS Siloam Kebon Jeruk," tambah dr Grace.
Izin itu sedang ditunggu dan pada dasarnya RS Siloam siap menangani pasien BPJS Kesehatan segera setelah pemerintah memberikan izin.
"RS Siloam tidak lagi mengejar marjin yang tinggi," katanya lagi.
"Kami ingin low margin high volume," ujarnya menjelaskan tentang pendekatan baru RS Siloam yang ingin mendapatkan pasien sebanyak-banyaknya dari semua lapisan masyarakat dengan tetap menjaga standar pelayanan kesehatan khas Siloam.(*)