Peternak Kendalikan Produksi Ayam dan Telur Untuk Jaga Harga
Harga daging ayam dan telur ayam perlahan mulai naik. Kenaikan harga terjadi karena peternak ayam mulai mengatur supply
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Harga daging ayam dan telur ayam perlahan mulai naik. Kenaikan harga terjadi karena peternak ayam mulai mengatur supply dan demand di pasar.
Peternak ayam optimis harga ayam akan bertahan di Rp 30.000 per kilogram (kg) hingga Lebaran usai. Padahal sebelumnya, harga daging ayam mencapai Rp 28.000 per kg pada tingkat peternak.
Desianto Budi Utomo, Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) mengatakan, sejak dua bulan terakhir peternak ayam dan telur sepakat untuk mengatur supply dan demand produksi. Sebab, jika tidak diatur harga daging ayam dan telur bakal jatuh.
Salah satunya yaitu dengan mengatur produksi ayam. Sebelumnya produksi mencapai 60 juta ekor day old chicken (DOC) per minggu. Meningkat tajam dari produksi normal sebesar 42 juta ekor DOC per minggu. Saat ini peternak sudah mulai menurunkan produksinya menjadi 45 juta ekor DOC.
Harga daging ayam dan telur tingkat eceran yang tercatat di Kementerian Pertanian (Kemtan) hari ini berada di atas harga Rp 30.000 per kg. Rinciannya, harga daging ayam di Kupang Rp 35.000 per kg dan harga telur ayam mencapai Rp 25.000 per kg.
Sedangkan di Palembang, harga daging ayam Rp 32.000 per kg dan harga telur Rp 25.000 per kg. Lalu di Pontianak harga daging ayam Rp 31.000 per kg dan harga telur Rp 20.800 per kg. Di Jakarta harga daging ayam Rp 30.800 per kg dan harga telur Rp 21.800 per kg.
Desianto optimis harga daging ayam dan telur tersebut akan bertahan hingga Lebaran usai. "Sambil menunggu Peraturan Menteri Perdagangan, para peternak sepakat untuk mengatur supply dan demand. Ke depan, harga daging ayam di tingkat produsen bisa kembali normal di antara Rp 30.000 per kg sampai Rp 31.000 per kg," ujarnya, Senin (8/6). (Mona Tobing)