Nasdem Dukung Upaya Impor Minyak Mentah dari Luar Timur Tengah
Anggota Komisi VII dari Fraksi NasDem Kurtubi mendukung upaya impor minyak mentah (crude oil) dari luar negara-negara Timur Tengah
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VII dari Fraksi NasDem Kurtubi mendukung upaya impor minyak mentah (crude oil) dari luar negara-negara Timur Tengah. Salah satu negara non Middle East tersebut adalah Angola.
“Karena kalau kita bergantung kepada crude oil yang begitu besar dari Middle East (Irak, Iran dan Saudi Arabia) yang semua lewat Selat Hormuz, amat sangat riskan bagi kepentingan bangsa ini. Jadi harus ada sumber-sumber crude oil yang ada diluar dari Middle East seperti Afrika Barat salah satunya,” kata Kurtubi pada Rapat Kerja antara Anggota Komisi VI dengan Kementerian ESDM yang didampingi oleh Dirut Pertamina, Dirut PLN, Selasa (9/6/2015).
Kurtubi juga mendukung penuh kerjasama G to G dengan Angola. Bila perlu volume impornya diperbesar agar bisa diolah oleh kilang-kilang yang didesain khusus untuk mengolah minyak mentah. Sejauh ini Angola punya ada kepastian dalam pasokan minyak mentah dalam jangka panjang.
“Bila perlu kerja sama dengan Venezuela, agar crude oil di Venezuela bisa diolah di Indonesia. Tetapi itu (tetap) memperhitungkan faktor ongkos. Kalau telah diperhitungkan faktor ongkosnya, kami juga mendukung kerjasama dengan pemerintah Venezuela,” tambahnya.
Kurtubi juga mendorong Menteri ESDM untuk mengadakan kerjasama dengan negara-negara lain seperti Rusia yang sudah membuka pasar dengan negara Asia Timur.
Dalam raker tersebut, Menteri ESDM Sudirman Said menjelaskan posisi keanggotaan Indonesia di OPEC. Sudirman meluruskan posisi Indonesia yang bukan keluar, melainkan dinonaktifkan (suspend). Terhadap hal ini Kurtubi juga menyatakan mendukung jika akan diaktifkan kembali.
“Tetapi harus dibarengi dengan upaya keras untuk bisa meningkatkan produksi, dan Nasdem mendukung penuh upaya-upaya menteri untuk melakukan kerjasama dengan anggota-anggota OPEC,” imbuh Kurtubi.