Di Lampung Sedang Dibangun Pabrik Gula Rp 3 Triliun
Sedangkan total luas lahan tebu 20 ribu hektare, sebanyak 9000 hektare telah ditanami.
Penulis: Rachmat Hidayat
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG -- Menperin Saleh Husin menuntaskan kunjungan ke Lampung dengan menyambangi Sungai Budi Group. Perusahaan ini memiliki beragam bisnis dari kebun kelapa sawit, CPO dan turunannya, biodiesel, beras, tepung tapioka, angkutan laut, tambang marmer, batubara, air mineral hingga industri gula.
Untuk gula, melalui anak usaha Adi Karya Gemilang, perseroan tengah membangun pabrik gula kristal putih yang bahan bakunya dari kebun tebu sendiri. Kapasitas giling mencapai 8000 ton cane per day (TCD) dengan target produksi 180 ribu ton per tahun.
"Investasi pabrik gula Rp 1,3 triliun. Jika dihitung bersama investasi kebun tebu, jadi totalnya Rp 2,5 - 3 triliun," kata Widarto, Presiden Direktur Sungai Budi Group.
Dia menargetkan, pabrik rampung dan mulai produksi pada akhir 2016. Sedangkan total luas lahan tebu 20 ribu hektare, sebanyak 9000 hektare telah ditanami.
"Ekspansi Sungai Budi membangun pabrik gula yang terintegrasi dengan kebun tebu ikut menurunkan impor gula Indonesia. Ini menjadi penguat keyakinan bahwa kita mampu membangun industri gula nasional yang mandiri," terang Menperin.
Menteri juga mendorong pelaku bisnis dan investor lainnya mengikuti jejak Sungai Budi. Bukan hanya soal gula, tetapi terkait bisnis terintegrasi perusahaan yang menopang bisnis berorientasi ekspor perusahaan.
Di bisnis CPO, perusahaan melakukan hilirisasi melalui anak perusahaan PT Tunas Baru Lampung Tbk, berupa produksi minyak goreng berkapasitas 1700 ton per hari. Widarto menargetkan, produksi minyak goreng mencapai 1,5 juta ton per tahun.
Dari limbah sawit, Sungai Budi memanfaatkannya dengan memproduksi sabun berkapasitas produksi 13.750 ton per tahun. Selain itu, hilirisasi minyak sawit juga menghasilkan biodiesel