Israel Mengebom 3 Kota di Lebanon Selatan, Tuduh Hizbullah Langgar Gencatan Senjata, 2 Terluka
Sumber keamanan dan media resmi mengatakan bahwa tembakan tank Israel menghantam 3 kota di perbatasan tenggara Lebanon.
Editor: Muhammad Barir
Israel Mengebom 3 Kota di Lebanon Selatan, Tuduh Hizbullah Langgar Gencatan Senjata, 2 Terluka
TRIBUNNEWS.COM- Sumber keamanan dan media resmi mengatakan bahwa tembakan tank Israel menghantam 3 kota di perbatasan tenggara Lebanon dengan Israel hari ini (Kamis), sehari setelah gencatan senjata diberlakukan yang melarang "operasi militer ofensif," menurut Reuters.
Tembakan tank menghantam kota Markaba, Al-Wazzani dan Kfar Shuba, semuanya terletak dalam jarak dua kilometer dari Garis Biru yang membatasi perbatasan antara Lebanon dan Israel.
Sumber keamanan menjelaskan bahwa dua orang terluka di kota Markaba.
Sebaliknya, Kantor Berita Nasional Lebanon melaporkan bahwa dua orang terluka akibat pemboman Israel yang menargetkan kota Markaba di distrik Marjayoun di Kegubernuran Nabatieh, di selatan negara itu.
Sementara itu, tentara Israel mengatakan bahwa mereka telah memantau kedatangan tersangka di sejumlah wilayah di Lebanon selatan, dan menggambarkan hal ini sebagai pelanggaran gencatan senjata dengan Hizbullah.
Gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah Lebanon mulai berlaku kemarin (Rabu), menurut perjanjian yang ditengahi oleh Amerika Serikat dan Perancis, dalam sebuah langkah yang akan memungkinkan penduduk kedua negara untuk mulai kembali ke rumah mereka di daerah perbatasan yang hancur oleh konfrontasi yang berlangsung selama 14 bulan.
Namun pengorganisasian pemulangan warga ke rumah mereka menghadapi komplikasi dengan terus menempatkan pasukan Israel di dalam wilayah Lebanon di kota-kota yang terletak di perbatasan.
Pagi ini (Kamis), tentara Israel memerintahkan penduduk kota-kota yang terletak di jalur perbatasan untuk tidak kembali pada saat ini, demi keselamatan mereka.
Tiga kota yang terkena tembakan tank Israel pagi ini terletak di jalur perbatasan.
Perjanjian tersebut, sebuah pencapaian diplomatik yang jarang terjadi di wilayah yang dilanda konflik, mengakhiri konfrontasi paling berdarah antara Israel dan kelompok militan yang didukung Iran selama bertahun-tahun.
Namun Israel masih melancarkan perang melawan Hamas di Jalur Gaza.
Berdasarkan ketentuan gencatan senjata, pasukan Israel memerlukan waktu hingga 60 hari untuk menarik diri dari Lebanon selatan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa dia telah mengeluarkan instruksi kepada tentara untuk tidak mengizinkan warga kembali ke desa-desa di dekat perbatasan.
Sementara Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri, perunding utama Lebanon dalam perundingan gencatan senjata, kemarin (Rabu) mengatakan warga bisa kembali ke rumah masing-masing.
SUMBER: Asharq Al-Awsat