Erupsi Gunung Raung Harus Ditanggapi Mengantisipasi Nasib Penerbangan
Kementerian Perhubungan diminta berkoordinasi dengan sejumlah pihak mengantisipasi dampak erupsi Gunung Raung terhadap nasib penerbangan komersial.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi V mendesak semua pihak berwenang mengambil langkah-langkah terkait erupsi Gunung Raung. Pihak berwenang tersebut termasuk Kementerian Perhubungan, operator bandara, maskapai penerbangan dan BMKG.
"Langkah-langkah ini untuk mendapatkan prediksi atau peringatan dini perihal perkembangan erupsi Gunung Raung dan pengaruhnya terhadap penerbangan," ujar Ketua Komisi V DPR Fary Jemmy Francis melalui pesan singkat, Minggu (12/7/2015).
Fary meminta pendirian posko yang berfungsi memberikan layanan informasi kepada masyarakat yang akan mengambil penerbangan di mana rutenya melewati sekitar erupsi Gunung Raung. Kemudian meminta pihak operator bandara dan maskapai penerbangan melindungi runway.
"Lalu melindungi pesawat dari debu vulkanik serta segera membersihkan daerah bandara yang tertutup debu vulkanik," sambung politikus Gerindra itu.
Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Sabtu (11/7/2015) pukul 12.00 Wita sempat dibuka. Tapi pada Minggu (12/7/2015) pukul 09.30 Wita ditutup kembali karena debu vulkanik erupsi Gunung Raung menyebar di Bandara Ngurah Rai.
Penutupan tersebut berdasarkan NOTAM (Notice to Airmen) yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, yaitu NOTAM No. 1423/15 yang sementara ini diberlakukan sampai dengan pukul 16.00 Wita.
Sedangkan untuk bandara Belimbingsari, Banyuwangi juga masih dinyatakan ditutup berdasarkan Notam No. 0523/15 mulai pukul 07.10 WIB yang sementara ini diberlakukan sampai dengan pukul 13.10 WIB
NOTAM penutupan bandara-bandara ini akan terus diperbaharui menyesuaikan dengan kondisi nyata atas perkembanganpenyebaran debu vulkanik terkait aktivitas Gunung Raung.