Semester I, Lippo Karawaci Raup Laba Bersih Rp 775 Miliar
Sepanjang semester I 2015, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) membukukan laba bersih sebesar Rp 775 miliar
Penulis: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sepanjang semester I 2015, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) membukukan laba bersih sebesar Rp 775 miliar, naik 15 persen dibandingkan periode yang sama dibandingkan tahun lalu.
Presiden Direktur Lippo Karawaci, Ketut Budi Wijaya, mengatakan realisasi laba tersebut tidak lepas dari pertumbuhan pendapatan perseroan hingga 16 persen yang menembus angka Rp 4,75 triliun.
"Pertumbuhan laba tersebut berasal dari pertumbuhan organik yang kuat," katanya, Minggu (2/8/2015).
Jika dirinci, pendapatan dari divisi bisnis Healthcare meningkat 27 persen (year on year) menjadi Rp 1,99 triliun, terutama didorong oleh peningkatan pendapatan dari 13 rumah sakit baru. Porsi dari 13 rumah sakit baru tersebut mencapai 40 persen dari total pendapatan di divisi Healthcare.
Sementara itu, kunjungan pasien rawat jalan juga meningkat 30 persen dan penerimaan pasien rawat inap meningkat sebesar 35 persen.
Sedangkan pendapatan dari divisi usaha residential & urban development meningkat 10 persen (year on year) menjadi Rp 2,1 triliun di Juni 2015 dari Rp 1,918 triliun dari Juni 2014. Peningkatan tersebut terutama ditopang oleh pendapatan urban development yang meningkat sebesar 13 persen menjadi Rp 1,27 triliun.
Kebalikannya, pendapatan dari divisi komersial yang terdiri dari mal ritel dan hotel, sedikit menurun sebesar 5 persen menjadi Rp 284 miliar. Penurunan tersebut dipicu terutama karena penurunan pendapatan divisi mal ritel sebesar 10 persen menjadi Rp 111 miliar.
"Penjualan Lippo Mal Kemang ke LMIRT telah mengurangi pendapatan sewa," jelas Ketut.
Untuk pendapatan dari divisi manajemen aset meningkat sebesar 16 persen menjadi Rp 374 miliar, terutama karena adanya penambahan jasa pengelolaan wilayah untuk Kemang Village dan St Moritz Jakarta.
Pendapatan recurring Lippo Karawaci tumbuh sebesar 21 persen menjadi Rp 2,65 triliun dan memberikan kontribusi 56 persen dari total pendapatan perseroan pada semester 1 2015.
Ketut menambahkan, tantangan yang diharapi oleh perseroan cukup besar pada tahun ini. Ia mencontohkan, penurunan pertumbuhan makro ekonomi Indonesia, yang telah menyebabkan pelemahan daya beli konsumen. Selain itu, adanya peningkatan persaingan pasar properti terutama di sektor menara pencakar langit juga menjadi tantangan lain.
"Namun bisnis kami tetap berada di baris terdepan sebagai pilihan utama konsumen, hal ini terbukti dengan lebih dari 85 persen tingkat penyerapan pasar secara rata-rata bagi ketiga produk yang diluncurkan pada semester 1 2015 yang terkait dengan proyek Orange County di Lippo Cikarang serta di Kota Manado, Monaco Bay dan Holland Village," tuturnya.
Sejauh ini untuk semester 1 2015, Lippo Karawaci telah mencapai 45 persen dari target pra penjualan marketing setahun sebesar Rp 6 triliun, terutama berasal dari pra penjualan Lippo Cikarang.
kondisi pasar yang melambat di semester 2 2015, perseroan tetap fokus pada pelaksanaan strategi bisnis. "Strategi kami dalam menjaga keseimbangan antara pendapatan pengembangan properti dengan pendapatan recurring telah membantu kami untuk lebih bertahan dalam menghadapi penurunan siklus bisnis di pasar properti. Kami tetap berada di jalur yang tepat untuk mencapai target kami," tuturnya.