Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Media Asing Sorot Keselamatan Penerbangan Indonesia

Jatuhnya pesawat Trigana Air di Papua dikatakan semakin memperburuk rekam jejak keselamatan penerbangan Indonesia

Penulis: Ruth Vania C
Editor: Sanusi
zoom-in Media Asing Sorot Keselamatan Penerbangan Indonesia
AFP PHOTO/BASARNAS
Foto yang direkam oleh Basarnas pada Senin (17/8/2015) memperlihatkan jejak kecelakaan pesawat Trigana Air ATR 42-300 di kawasan Oksibil, Papua, sehari setelah dinyatakan hilang usai lepas landas dari Jayapura. Pesawat tersebut membawa 54 orang termasuk awak pesawat dalam penerbangannya menuju Bandara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang. AFP PHOTO / BASARNAS 

TRIBUNNEWS.COM - Jatuhnya pesawat Trigana Air di Papua dikatakan semakin memperburuk rekam jejak keselamatan penerbangan Indonesia dan membuat industri penerbangan Indonesia kembali disorot dunia.

Tercatat sejak 2001, Indonesia sudah menampung 40 kecelakaan penerbangan. Bahkan, Trigana Air sendiri sudah mengalami setidaknya 19 kecelakaan, dilansir dari FlightGlobal.com.

Dikutip dari Reuters, Indonesia ternyata mendapatkan poin buruk pada inspeksi keselamatan yang dilakukan oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) PBB, pada Mei 2014 lalu.

Poin yang didapat adalah di bawah rata-rata, terutama pada aspek penilaian organisasi dan investigasi kecelakaan.

Buruknya hasil penilaian dikatakan karena Menteri Perhubungan Indonesia kekurangan orang.

"Sejak 2010, Indonesia setidaknya menghancurkan satu pesawatnya tiap tahun," kata pihak asosiasi transportasi udara internasional (IATA), sekaligus menambahkan bahwa keselamatan adalah pertimbangan penting dalam dunia penerbangan.

Sedangkan, sejumlah media asing justru menilai pemerintah Indonesia memang sulit sekali untuk merekrut dan melatih pilot, awak pesawat, dan teknisi yang berkualitas.

Berita Rekomendasi

"Indonesia tidak akan bisa melakukan pengawasan dan sertifikasi selevel negara-negara lain yang memiliki sistem yang kuat, sampai masalah ini mereka selesaikan," kata seorang narasumber pada Reuters.

Padahal, Indonesia adalah pasar bisnis penerbangan yang cukup berkembang pesat di Asia dan diperkirakan akan lebih pesat hingga tiga kali lipat, kurang lebih pada 20 tahun mendatang. (Telegraph/Reuters)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas