BNI Incar Perusahaan Korsel yang Akan Investasi di Indonesia
BNI telah mengirimkan surat ke OJK pada tanggal 2 Oktober 2014 perihal Permohonan Pembukaan Kantor Cabang Luar Negeri Korea Selatan
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menandatangani prasasti sebagai tanda kehadiran PT Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk (BNI) di Korea. Penandatanganan ini merupakan bentuk dukungan pemerintah atas upaya BNI memperluas jaringan bisnis di Korea.
Acara tersebut merupakan bagian dari persiapan BNI untuk mendapatkan Main Licence dari Financial Supervisory Commission (FSC) agar dapat beroperasi di Seoul. Saat ini, BNI sudah mengantungi Preliminary Licence yang dapat digunakan untuk mempersiapkan infrastruktur dan sumber dayanya.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengutarakan, OJK meminta agar BNI bisa membuka Desk Korea untuk memfasilitasi hubungan ekonomi Indonesia dengan Korea. Banyak sekali potensi investasi di Indonesia yang dapat difasilitasi.
"Korea memang melihat Indonesia sebagai rekan bisnis yang penting bagi mereka. Untuk itu kami juga mendorong agar pengusaha Indonesia masuk ke Korea. Karena perbankan akan efektif berbisnis apabila sektor riilnya juga maju," ujar Muliaman.
Sebelumnya, OJK memberi peluang untuk memfasilitasi bank asal Indonesia membuka kantor cabang di Korea sebagai bagian dari prinsip resiprokal dengan FSC Republik Korea. Sebelumnya, BNI telah mengirimkan surat ke OJK pada tanggal 2 Oktober 2014 perihal Permohonan Pembukaan Kantor Cabang Luar Negeri Korea Selatan, dan kemudian OJK memberikan persetujuan pembukaan cabang BNI Seoul pada 21 November 2014. Peluang semakin lebar setelah FSC memberikan Preliminary Licence pada 4 April 2015.
Sementara itu, Achmad Baiquni mengutarakan bahwa, misi utama BNI dalam memperluas jaringan ke Korea tersebut adalah ingin berperan aktif dalam memperlancar interaksi keuangan antar entitas bisnis di Korea Selatan yang memiliki bisnis di Indonesia dan sebaliknya. Berbagai layanan yang siap diberikan oleh BNI melalui kantor cabang luar negeri ke-6 ini adalah Trade Finance, Remitansi, Offshore Loan, Conventional Funding, hingga Treasury Business.
Model bisnis yang akan dikembangkan BNI dengan Cabang terbarunya ini akan semakin menajamkan hubungan kerja sama dengan beberapa bank regional asal Korea yang selama ini sudah dilakukan yaitu dengan Nonghyup Bank, Kookmin Bank, dan Kexim Bank. Salah satu manfaatnya antara lain memberikan pinjaman rupiah kepada perusahaan-perusahaan Korea yang ingin mengembangkan bisnis di Indonesia dengan rate yang lebih kompetitif.
Potensi bisnis perbankan utama yang diberikan adalah pelayanan ekspor impor mengingat Indonesia dan Korea Selatan merupakan mitra dagang yang sudah berhubungan lebih dari empat dasawarsa. Potensi Trade Finance Services dapat diperoleh dari pembukaan Letter of Credit (L/C), pembiayaan ekspor, forfaiting, hingga Offshore Loan juga tidak menutup kemungkinan pembukaan ATM di Seoul. BNI Seoul dapat melayani pembukaan L/C sekitar 10% dari jumlah pembukaan L/C di Kantor Pusat di Jakarta, dan melayani Usance Payable At Sight Refinancing sekitar 20% dari total ekspor yang dilayani di Kantor Pusat Jakarta.
Saat ini, terdapat lebih dari 2.000 perusahaan asal Korea yang bergerak di Indonesia, dimana terdapat lebih dari 50.000 ekspatriat Korea yang bekerja di berbagai kota di Indonesia.
Jumlah remitansi dari Indonesia ke Korea mencapai lebih dari US$ 160 juta. Pada saat yang sama, lebih dari 40.000 pekerja Indonesia berada di Korea dan mencatatkan remitansi ke Indonesia sekitar 110 juta dolar AS. Keberadaan BNI Seoul dapat mempermudah layanan remitansi dari Korea ke Indonesia yang diperkirakan mencapai lebih dari 240.000 kiriman per tahun.
Dengan demikian, komitmen BNI untuk membuka peluang bisnis lintas batas antara Indonesia dan Korea serta memecahkan hambatan-hambatannya, dapat terwujud.