Gappri: Kelompok Antitembakau Drama
pemerintah saat ini belum memberikan keberpihakan terhadap industri rokok.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ismanu Sumiran, Ketua Umum Gabungan Perserikatan Rokok Indonesia (Gappri) menilai pemerintah saat ini belum memberikan keberpihakan terhadap industri rokok. Dari data Gappri, industri rokok sudah menyumbang pemasukan cukai dari pajak sebesar 90 persen dari total cukai yang masuk.
Ismanu mengatakan pemerintah saat ini lebih banyak mendengar kelompok anti tembakau dengan alasan kesehatan. Menurut Ismanu pihak yang mewakili kelompok anti tembakau berlebihan dalam memaparkan fakta bahayanya merokok.
"Kelompok anti tembakau itu terlalu didramatisir tidak terbukti secara konkret ini rokok membunuh dan sebagainya," ujar Ismanu di kantor Ditjen Bea Cukai, Kamis (3/9/2015).
Menurut Ismanu masyarakat bisa terganggu kesehatan di jalan raya bukan karena rokok melainkan asap knalpot dari kendaraan. Namun Ismanu heran pemerintah justru melihat industri rokok penyebab gangguan kesehatan.
"Kalau melihat acuan yang sangat gampang, kalau kita berjalan di jalan raya, kita menghitung orang merokok jarang ketemu, tapi knalpot sepeda motor itu banyak sekali," ungkap Ismanu.
Ismanu menambahkan ancaman perekonomian saat ini sudah terasa, dilihat dari pelemahan mata uang rupiah terhadap dollar AS, ditambah devaluasi mata uang Tiongkok, Yuan. Jika industri rokok dinaikkan cukainya, tentu saja akan memperlambat pertumbuhan ekonomi disaat ancaman krisis perekonomian melanda.
(Baca Juga: Harga Cukai Naik, Pemerintah Diminta Perhatikan Industri)