Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Peluang Usaha: Meraup Untung dari Oseng Tuna Asap

Makanan asal Lamongan ini memang memiliki cita rasa yang khas dan merupakan makanan siap saji sehingga praktis untuk dihidangkan

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Peluang Usaha: Meraup Untung dari Oseng Tuna Asap
Dokumen Pribadi
Oseng Tuna Asap Jeng Intan (OTAJI) 

TRIBUNNEWS.COM -- Tren kuliner lauk pauk yang mengandalkan ciri khas daerah semakin ramai. Salah satunya yang tengah naik daun adalah Oseng Tuna Asap Jeng Intan (OTAJI) yang berasal dari Surabaya. Sejak awal tahun 2015 ini OTAJI banyak diburu warga Jakarta. Tak heran jika para agen penjualan OTAJI mampu meraup omzet Rp 18 juta hingga Rp 550 juta per bulan.

Oseng Tuna Asap atau biasa disebut OTA mungkin bagi sebagian orang sudah tak asing lagi. Makanan asal Lamongan ini memang memiliki cita rasa yang khas dan merupakan makanan siap saji sehingga praktis untuk dihidangkan. OTA sendiri terbuat dari tuna segar pilihan dengan proses pengasapan. Setelah melalui proses pengasapan, daging ikan dipisahkan dengan durinya, lalu diolah dengan berbagai bumbu dapur.

OTA bisa disajikan dengan berbagai menu masakan. Akan terasa lebih lezat jika dimakan bersama nasi panas, bubur, mie rebus atau goreng bahkan bisa juga sebagai isi panada (roti goreng). Nah, salah satu sajian OTA dalam kemasan yang kini tengah mencuri perhatian adalah Oseng Tuna Asap Jeng Intan (OTAJI) yang berpusat di Surabaya.

I Made Agus atau yang akrab disapa Guswan salah satu agen OTAJI mengatakan, tren konsumsi OTAJI memang meningkat sejak awal tahun 2015 lalu. Bahkan, dirinya pernah menerima pesanan satu konsumen sebanyak 150 stoples OTAJI.

Guswan sendiri baru menjadi agen OTAJI pada awal tahun lalu. Biasanya dalam satu minggu dirinya memesan OTAJI sebanyak 20 lusin langsung dari produsen asal Lamongan. Dalam sebulan dirinya dapat menjual hingga 1.000 unit stoples OTAJI dengan harga sebesar Rp 55.000. Dus, Guswan pun mampu meraup keuntungan sebesar Rp 550 juta per bulannya.

OTAJI sendiri mempunyai dua varian rasa yakni original dan pedas dengan berat 500 gram per stoples. Gusman bilang, komposisi dasar OTAJI terdiri dari ikan tuna, gula dan garam, yang diproses dengan cara di suwir-suwir, dioseng, dan berkuah minyak sehingga memiliki rasa yang gurih.

Anda tak perlu khawatir dengan daya tahan OTAJI. Menurut Guswan, makanan siap saji ini dapat bertahan selama dua bulan tanpa dimasukkan ke kulkas. Ia menambahkan, secara kemasan, pada bagian tutupnya, OTAJI dilindungi oleh aluminium foil sehingga tidak mudah tumpah dan tahan terhadap perubahan suhu udara. "OTAJI bebas dari bahan pengawet," jelas Guswan.

BERITA TERKAIT

Namun, memasuki bulan Oktober, Guswan bilang, harga OTAJI akan naik dan akan ada perubahan pada kemasannya. Perubahan kemasan ini dilakukan agar jika dikirim ke lokasi yang cukup jauh, stoples OTAJI tidak mudah rusak.

Daniel Erwindo, agen OTAJI lainnya menjelaskan, para produsen OTAJI merupakan mitra binaan Pemerintah Kabupaten Lamongan. Mereka dibina agar bisa mengenalkan makanan khas daerah ini ke masyarakat luas. Dia sendiri mengorder OTAJI per minggu sebanyak lima karton. Satu karton berisi 12 stoples OTAJI.

Dalam sebulan, Danil mengaku mampu menjual sebanyak 200 stoples OTAJI dengan berat 500 gram per stoples. Dari bisnis keagenan OTAJI ini, omzet Daniel bisa sebesar Rp 18 juta per bulannya.(Merlina M. Barbara)

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas