Thamrin City Pusat Batiknya Makin Digemari
Pusat Batik Nusantara Thamrin City yang dikenal sebagai pusat penjualan batik di pusat kota Jakarta
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menyambut Hari Batik Nasional yang dirayakan di awal Oktober 2015 ini, Pusat Batik Nusantara Thamrin City Jakarta yang dikenal sebagai pusat penjualan batik di pusat kota Jakarta makin ramai dikunjungi para pecinta busana batik.
“Kehadiran Pusat Batik Nusantara Thamrin City memang dimaksudkan ingin memperkenalkan dan menjadikan batik sebagai busana yang digemari masyarakat,”ujar Public Relation and Promotion Manager Thamrin City, Lucy Ratna.
Menurut Lucy, kegemaran memakai busana batik semakin meluas terlihat dari ramainya pengunjung yang dating berbelanja di Thamrin City. “Pusat Batik Nusantara makin ramai dikunjungi konsumen yang ingin membeli busana dan mengoleksi batik,” papar Lucy.
Dalam rangka memeriahkan Hari Batik Nasional 2015, kata Lucy, Thamrin City menyelenggarakan program diskon untuk belanja Batik.
“Untuk pembelanjaan batik di Pusat Batik Nusantara Thamrin City akan mendapatkan diskon belanja sampai 70% dari tanggal 30 September sampai dengan 18 Oktober 2015,” jelas Lucy.
Keberadaan Pusat Batik Nusantara memang dirasakan membantu para pedagang dan pengrajin batik dalam menjual aneka busana batik.
Menurut Erni Mahrani Pane, pemilik toko Batik Madoong yang terletak di lantai dasar Pusat Belanja Thamrin City.
“Pusat Batik Nusantara Thamrin City sangat membantu perdagangan batik khas daerah karena mempertemukan pembeli dan penjual di lokasi yang nyaman dan strategis,” ujar Erni.
Sejak bergabung setahun lalu, kata Erni, omset penjualan batik Madoong dari Pekalongan ini meningkat terus setiap bulan hingga mencapai 100 persen dalam 3 bulan terakhir. “ Dalam setahun ini kami sudah mendapatkan banyak pelanggan dengan omset perbulan sudah mencapai Rp 100 juta lebih,” ungkapnya.
Menurutnya motif batik Madoong yang didirikan di Pekalongan tahun 1997 ini mulai banyak digemari terutama untuk motif watu pecah, motif kalimaya dan motif lawasan atau klasik dengan bahan katun, sutra dan tenun.
Di tokonya, Erni menjual aneka model hem, blues dan sarung dengan harga Rp 150 ribu hingga Rp 350 ribu.
Keuntungan bergabung dengan Pusat Batik Nusantara Thamrin City juga dirasakan Sulis Triyanto, pemilik took batik Rama Mukti yang terletak di lantai dasar Thamrin City. Pria asal Solo ini menekuni usaha batik sejak 1999 dengan pusat produksi di Sragen. “Ciri khas batik Solo itu warna sogan atau coklat keemasan,” ujar Sulis yang bergabung di Thamrin City sejak 5 tahun lalu.
Menurut Sulis, usahanya berdagang batik di Pusat Batik Nusantara Thamrin City ini mulai maju pesat sejak tahun 2012. Hingga saat ini Sulis memiliki 11 toko di Thamrin City dengan omset mencapai Rp 500 juta hingga Rp 1 Miliar per bulan.
“Berkembangnya usaha kami didukung oleh Pusat Batik Nusantara Thamrin City yang memiliki lokasi strategis , mudah dijangkau serta kualitas barang yang baik,” kata Sulis.
Di tokonya Sulis menjual kemeja batik dan bahan batik dengan harga Rp 50 ribu hingga Rp 1,5 juta untuk baju batik. Sedangkan bahan batik dijual dengan harga Rp 60 ribu hingga Rp 2,5 juta .
”Semua dikerjakan tanpa mesin,”kata Sulis.
Sementara itu, menyambut Hari Raya Idul Adha, berbagai aneka kebutuhan oleh-oleh Haji juga bisa dibeli di Thamrin City. Di Lantai 3A Pusat Belanja Thamrin City bisa dijumpai toko-toko yang menyediakan kebutuhan makanan khas dan oleh-oleh haji.
“Kebutuhan oleh-oleh haji seperti kurma, kacang Arab, Almond,mukena, sajadah dapat dibeli dengan harga terjangkau,” ujar Faiz pemilik toko Si Kembar.
Duakuinya menjual oleh-oleh haji dan umrah sudah dijalaninya sejak 2 tahun lalu di Thamrin City. “Toko kami ramai dikunjungi menjelang lebaran haji dan sebulan sesudah lebaran haji,” ungkap Faiz yang sebelumnya berjualan di Tanah Abang.