Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Menguat ke Level 14.347, Rupiah Masih Negatif Pekan Ini

Meski kian mendekati level Rp 14.500 per dollar Amerika Serikat, rupiah ditutup menguat di akhir pekan, Jumat (18/9).

Editor: Sanusi
zoom-in Menguat ke Level 14.347, Rupiah Masih Negatif Pekan Ini
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Petugas memperlihatkan pecahan dolar AS yang akan ditukarkan di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Kawasan Blok M, Jakarta, Senin (24/8/2015). Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS dibuka di kisaran Rp 14.006 dan sempat mencapai posisi tertinggi pada level Rp 14.017 karena imbas dari perang mata uang (currency wars). (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski kian mendekati level Rp 14.500 per dollar Amerika Serikat, rupiah ditutup menguat di akhir pekan, Jumat (18/9).

Namun, sepanjang sepekan terakhir, nilai tukar rupiah masih tergerus di hadapan dollar Amerika Serikat.

Di pasar spot, Jumat (18/9) posisi rupiah terhadap dollar menguat 0,59 persen di level Rp 14.374 dibanding hari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir masih melemah 0,36 persen.

Sedangkan di kurs tengah Bank Indonesia nilai rupiah tergelincir 0,08 persen ke level Rp 14.463 serta sepekan terakhir tergerus 1,09 persen.

Analis menduga, pelemahan ini masih akan terus berlanjut hingga pekan mendatang dengan minimnya data ekonomi domestik.

Reny Eka Putri, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk menuturkan sepanjang pekan rupiah dibayangi oleh antisipasi pasar menanti hasil pertemuan bank sentral AS FOMC Jumat (18/9) dini hari. Kehati-hatian pasar mengambil sikap ini menyebabkan aset berisiko seperti rupiah pun tertinggal.

Penundaan suku bunga The Fed memberikan sedikit nafas lega bagi rupiah di akhir pekan sehingga nilainya cukup terangkat. “Sementara eksternal didominasi The Fed, internal Indonesia belum menyajikan data ekonomi yang menggembirakan,” papar Reny.

Berita Rekomendasi

Surplus neraca perdagangan Agustus 2015 tidak sebesar surplus di Juli 2015 serta cadangan devisa juga terkikis menyebabkan rupiah tidak memiliki daya tahan. “BI rate yang dipertahankan di level 7,5 persen sudah diantisipasi pasar jadi tidak juga banyak membantu,” tambah Reny.(Namira Daufina)

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas