Agus Marto: Paket Kebijakan Ekonomi Butuh Waktu Dongkrak Rupiah
Butuh waktu agar paket kebijakan satu dan dua yang dikeluarkan pemerintah dan BI menguatkan posisi rupiah atas dolar AS.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, menyatakan paket kebijakan satu dan dua yang dikeluarkan pemerintah tak serta merta menguatkan posisi rupiah atas dolar AS.
"Kalau melihat pergerakan rupiah enggak bisa dikaitkan dengan satu aktivitas (pengeluaran paket kebijakan)," ujar Agus kepada wartawan di gedung Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (2/10/2015).
Menurut Agus, dampak positif paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah dan BI membutuhkan waktu, tapi jika semua program tersebut sudah berjalan efektif maka kondisi ekonomi akan lebih baik dan kuat.
"Ini memerlukan waktu untuk diimplikasi, bahwa satu hari kejadian nilai tukar menguat atau melemah, kami lihat itu faktor utamanya eksternal di mana dinamika di luar negeri masih tinggi," tutur Agus.
Agus menegaskan, pelemahan mata uang saat ini bukan hanya terjadi pada rupiah saja, tetapi negara lain ikut terdepresiasi dan bahkan lebih besar pelemahannya dibandingkan rupiah.
"Lihat Brasil terdepresiasi 49 persen, Turki 29 persen, Malaysia sudah 26 persen, Indonesia 18 persen. Kita mesti optimistis dan jangan pesimistis dalam kondisi yang lemah," beber dia.
Selain kondisi eksternal berupa kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika (The Fed), kata Agus, fluktuasi nilai tukar rupiah juga diakibatkan karena tekanan terhadap transaksi finansial. Di mana, arus modal asing masuk ke dalam negeri hingga saat ini masih sedikit dibandingkan periode tahun sebelumnya.
"Tapi itu masih positif, ada incoming flow (modal masuk) walaupun jumlahnya kecil. Bayangkan beberapa negara yang lain, itu incoming flow-nya tidak ada, bahkan outflow (dana keluar)," papar Agus.