Sinetron dan Konser Dangdut Sumber Iklan Tertinggi Stasiun TV
RCTI juga masih mengandalkan Layar Drama Indonesia sebagai sumber pendapatan.
Penulis: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di tengah kondisi perekonomian yang sedang melambat, belanja iklan pada Kuartal III 2015 (Q3) di 13 televisi nasional mencapai Rp 18,944 triliun.
Data Adstensity- sebuah platform digital perhitungan iklan TV milik SIGI Kaca Pariwara - menunjukkan bahwa angka perolehan pada Q3 jauh lebih tinggi dibanding Q1 dengan capaian Rp 13,559 triliun.
Sejumlah program acara seperti sinetron, film animasi anak, dan konser dangdut masih menjadi sumber pendapatan tertinggi bagi sejumlah stasiun televisi.
Sebagai contoh SCTV sinetron yang pada Q3 nilai iklannya mencapai Rp 980,049 milliar atau menyumbang hampir 40% pendapatan SCTV.
Sementara itu RCTI juga masih mengandalkan Layar Drama Indonesia sebagai sumber pendapatan.
Dari program acara ini RCTI bisa meraup Rp 849,336 milliar dalam kurun 3 bulan terakhir.
Raihan itu sebenarnya setara dengan 28% pendapatan RCTI pada Q3. Group MNC lain, MNCTV mendulang uang dengan Animasi Spesial untuk anak yang tayang setiap pagi dan petang. Dari pangsa pasar anak dan orangtua ini, MNCTV meraih Rp 674,131 milliar atau menyumbang 27,6% dari total pendapatan kotor MNCTV di Q3.
Dari sektor industrial, data Adstensity menunjukkan bahwa 3 industri yang paling tinggi belanja iklannya antara lain industri Personal Care, Beverage, dan
Refined Food.
Total belanja industri perawatan pribadi pada Q3 menembus Rp 4,063 triliun. Tertinggi kedua adalah industri minuman dengan belanja kotor mencapai Rp 3,757 triliun. Di posisi ketiga, industri makanan olahan dengan capaian Rp 2,948 triliun.
Kinerja Iklan Sektor Industri Ritel Hal menarik yang perlu dicatat adalah dari kinerja iklan di sektor industrial adalah pertumbuhan industri ritel, terutama industri retail online. Sektor industri ritel ini sejak Kuartal I hingga Kuartal III 2015 menunjukkan tren peningkatan.
Pada Kuartal I belanja iklan industri ritel mencapai Rp 199,197 milliar. Di Kuartal II bertambah lagi menjadi Rp 574,897 milliar dan di Kuartal III menembus angka Rp 777,299 milliar.